Menurut koordinator lapangan kaitannya dengan program tersebut, Riswanto dari Bank Bantul menjelaskan bahwa program ini diperuntukkan bagi masyarakat Bantul. Untuk itu pihaknya menggandeng RSUD Panembahan Senopati untuk kita ajak mengadakan cek kesehatan secara grtais diantaranya untuk cek kolestero, tensi dan asam urat yang banyak dirasakan oleh warga masyarakat.
"Hal ini kita lakukan karena denbgan cek kesehatan secara gratis ini akan langsung menyentuh warga masyarakat. Caranya kami menyebar voucher ke dinas dan kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, baik di Komplek Manding maupun di Komplek Parasamya seperti saat ini. Sebelumnya kami menyebarkan 100 voucher cek kesehatan gratis setiap titik dan untuk luar kedinasan kami berikan masing-masing 25 voucher sedang untuk sekolahan kita berikan program permaian cara pengelolaan keuangan kepada pada murid ," kata Riswanto.
Program ini, tambah Riswanto, dilaksanakan selama seminggu, dari hari Senin hingga Jum'at besuk. Agendanya dari Senin (3/9) digelar cek kesehatan gratis di pasar Imogiri dan di Pantai Depok Kretek, Selasa (4/9) di komplek Manding, Rabu (5/9) Pasar Niten dan Pantai Gua Cemara, Kamis (6/9) komplek Parasamya dan SD Jetis, Jum'at (7/9) Pasar Bantul dan SMP 2 Bantul.
Sementara menurut Ketua panitia Bambang Suryo Wibowo, SE sesuai paparan dari OJK Cabang Yogyakarta bahwa semua warga masyarakat tentu menginginkan hidup yang mandiri, bahagia dan sejahtera, untuk itu mereka harus bisa mengelola keuangan dengan baik. Karena manusia mengalami perkembangan melalaui beberapa fase yaitu fase belajar, masa produktif dan masa tua.
Jadi pengelolaan keuangan sangat bermanfaat diantaranya tercukupi kebutuhan dan keinginan saat ini, serta dapat mempersiapkan kebutuhan untuk masa depan, hidupnya tidak cemas akan masa depan , tenteram dan bahagia. Akan lebih baik lagi jika saat produktif dapat menyisihkan keuangan untuk berbagai investasi yang mengahsilkan.
Di lain sisi, menurut paparan OJK, saat ini banyak terjadi investasi bodong yang sangat merugikan warga masyarakat. Menurut paparan OJK data kasus investasi bodong di Indonesia banyak terjadi pada era 2013-2014. Termasuk investasi mencurigakan dengan jumlah kerugian sebesar Rp. 4,5 T, kasus investasi bodong mengakibatkan kerugian sekitar Rp. 2.772 juta bahkan terdapat beberap perusahaan penanam modal bodong yang berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 3,2 T
Untuk itu OJK menghimbau kepada masyarakat agar menghindari tawaran berinvestasi yang kurang bisa dipercaya, untuk mencari tahu profil perusahaannya apa produknya dan siapa karyawannya, minta salinan tertulis rencana pemasaran dan penjualan dari perusahaan tersebut, hindari promotor yang tidak bertanggungjawab, cari tahu di pasar apakah produknya banyak dijual secara kontinu apa tidak dan jangan tergiur iming-imning keuntungan besar.
OJK juga menyampaikan jika saat ini berbagai jenis perusahaan investasi bodong itu sebagian lewat internet sepeti Internet Banking atau Mobile Banking.
Untuk menyelamatkan diri, jika menemui tawaran lewat vintewrnet yang mencurigakan segera laporkan, jangan membalas e-mail yang minta info pribadi seperti PIN atau password, pastikan akses alamat website internet banking anda yang benar. (Sit)