Menurut RE Haryono, SA. SH dalam sosialisasi tersebut diundang tim akuisisi yang berjumlah 20 orang dan beberapa instansi terkait seperti bagian Hukum Setda Kab. Bantul, Inspektorat dan Bappeda Kabupaten Bantul.
Haryono menambahkan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan sosialisasi diantaranya untuk menyelamatkan arsip khususnya para tokoh yang ada di Kabupaten Bantul seperti tokoh budaya, seniman, pahlawan dan sebagainya. Sehingga akan menjadi kekayaan kearsipan Kabupaten Bantul yang suatu waktu bisa menjadi dokumen penting yang bermanfaat bagi generasi mendatang untuk dijadikan pelajaran berharga bagi mereka
Pada acara tersebut sebagai nara sumber adalah Rusidi dari Kantor Arsip DIY yang menyampaikan makalah berjudul 'Penyelamatan dan Pelestarian Arsip'. Diantaranya Risidi memaparkan bahwa arsip/dokumen manusia sebagai tokoh sejarah penting untuk diarsipkan. Jika dokumen perjalanan hidup pelaku sejarah seperti seniman, budayawan, pahlawan atau kel;ompok kesenian/budaya hanya disimpan oleh keluarga yang bersangkutan, maka suatu waktu akan bisa rusak, pindah tempat atau orang yang menguasai, maka akan cepat rusak bahkan akan bisa hilang secara sengaja atau tidak sengaja.
Maka dari itu kami menyambut baik atas undangan dari Kantor Arsip Kabupaten Bantul ini melaksanakan kegiatan Sosialisasi Akuisi Arsip Tokoh/Seniman/budayawan yang ada di daerah Bantul ini.
Dalam pemaparannya Rusidi menjelaskan bahwa arsip terbagi menjadi dua yaitu arsip statis dan arsip non statis. Pihaknya hingga saat ini sudah berhasil mengarsipkan sekitar 60 arsip yang berupa arsip statis maupun non statis. "Ini merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya," kata Rusidi.
Arsip, katanya, bisa bersifat terbuka, semi terbuka dan bersifat tertutup. Dalam membuat satu arsip membutuhkan tim yang solit karena membutuhkan ketelatenan, kejelian, kesabaran dan tentunya harus bisa merangkul keluarga maupun segala yang terkait dengan tokoh yang akan diarsipkan.
Dia mencontohkan pernah mengarsipkan tokoh seniman ketoprak yangberperan sebagai Ki Bongol yang bernamakan asli Yoyok Ariyo. Dalam arsip Yoyok Aryo tercantum dokumen dari Daftar Riwayat Hidup sebanyak satu (1) lembar, pendidikan (10 lb), perkawinan (2), perusahaan (1), surat keterangan (6), undangan biasa (3), undangan sebagai nara sumber (8), piagam penghargaan (9), pamphlet (+6/-1) dan dokumen pemakaman (3 cd).
Pada kesempatan tersebut Haryono menambahkan bahwa Kantor arsip Bantul akan mendokumentasikan tokoh Empu keris Mbah Jiwo atau Almarhum Jiwo Diharjo dari Banyusumurup, Girirejo Imogiri yang kini keahlian membuat keris diteruskan oleh anak-anaknya yang laki-laki diantaranya Daru, Darmaji dan Sutono. (Sit)