Dalam Evaluasi Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Desa Temuwuh Dlingo,Tingkat Pemberdayaan Warga Desa Temuwuh Sangat Tinggi

Desa yang maju adalah karena tinggi tingkat kesadaran dan kepedulian akan pemberdayaan warga dalam meningkatkan kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan lingkungannya. Hal itu tercermin dengan kondisi lingkungan yang bersih, sehat tertata dan adanya berbagai kegiatan yang benar-benar dilakukan oleh para warga , kader dan didukung oleh tokoh, pemuka dan aparat desa. Tim berharap kriteria tersebut bisa ditemukan di Desa Temuwuh Kecamatan Dlingo saat penilaian.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Evaluasi Tingkat DIY Dra. Arida Utami saat menyampaikan sambutan pada acara Penilaian Pelaksanaan Terbaik Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Desa Temuwuh mewakili Kabupaten Bantul di Balai Desa Temuwuh Dlingo, Senin (14/11).

Apalagi acara ini bertema Melalui Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Kita Tingkatkan Penurunan AKI,AKB, AKBAL dan Peningkatan Kesertaan KB. Jika Desa Temuwuh bisa memenuhi kriteria tersebut maka Desa Temuwuh akan menjadi desa percontohan yang baik dan akan ditiru desa-desa lain di wilayah Bantul maupun di daerah lain.

Namun disini perlu kami sampaikan bahwa angka kematian ibu (AKI) saat ini di DIY grafiknya masih fluktuatif dan cenderung tinggi. Pada tahun 2013 terjadi 30 kasus dalam setahun, 2014 terjadi 40 kasus, 2014 terjadi 29 kasus dan 2016 hingga bulan Oktober terjadi 35 kasus.

Hal tersebut terjadi, tambah Arida, karena di masyarakat masih ada budaya ijin suami walau si ibu hamil masuk kriteria risiko tinggi (risti), sehingga tidak segera mendapat pertolongan dengan cepat dan tepat. "Ibu hamil paling sedikit harus periksa 4 kali selama kehamilan, itupun jika dalam kondisi normal, jika masuk risti harus periksa lebih dari 4 kali. Sehingga jika ibu hamil mempunyai penyakit yang serius seperti penyakit jantung, asma yang muncul diatas usia kehamilan diatas 6 minggu, akan segera teratasi," terang Arida.

Arida menambahkan bahwa angka kematian balita di DIY khususnya, dan di Indonesia umumnya tertinggi disebabkan karena diare. Hal ini terjadi karena masih kurangnya perhatian khususnya kepada balita kita

Acara dihadiri pula oleh Plh. Asisten Perekonomian dan Pembangunan kabupaten Bantul Ir. Subiyanto Hadi, MM mewakili Bupati Bantul, Perwakilan SKPD, Muspika Dlingo, Lurah se Desa Dlingo dan Tim Evaluasi DIY yang berjumlah 20 orang.

Dalam sambutan Bupati Bantul yang disampaikan Plh. Assek II diantaranya menyampaikan bahwa keluarga memiliki fungsi yang pokok dan vital dalam mendidik keluarga yang akan menjadi generasi bangsa sehingga keluarga harus dibangun menjadi kokoh secara mental dan spiritual, kesehatan dan kecerdasannya.

Program KB merupakan program untuk melestarikan keberadaan keluarga dan keberadaan manusia di muka bumi ini, sehingga harus tercipta manusia dari keluarga yang kokoh secara lahir dan batinnya. "Untuk itu program reposisi, evaluasi dibidang kesehatan dan KB yang mendukung keluarga yang kokoh harus dilakukan secara berkualitas dan berkesinambungan oleh SKPD terkait yang merangkul para kader di semua tingkatan untuk memajukan masyarakat Bantul yang sehat, cerdas dan sejahtera," kata Subiyanto Hadi.

Pada acara evaluasi tersebut paparan kegiatan PKK-KKBKP-Kesehatan disampaikan oleh Ketua TP PKK Desa Temuwuh Sri Rahayu Surati Suradi. Dalam memaparan disampaikan pula bahwa kegiatan di desanya terdapat kedai dapur terapi (Kedapi) yang tersedia berbagai tanaman toga dan aneka tanaman sayuran, buahan yang bisa dikonsumsi warga untuk meningkatkan gizi warganya.

Dalam kesan dan pesannya Sri Herawati mewakili Tim Evaluasi menyampaikan bahwa administrasi dan semua kegiatan yang dilakukan oleh kader dan warga sangat bagus. Namun kali ini evaluasi baru pada putaran pertama, jadi tim masih mengevaluasi ke empat daerah dari lima daerah se DIY. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :