Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyekit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr. Pramudi Darmawan mengungkapkan untuk saat ini jumlah kasus leptospirosis di Bantul cenderung standard dan tidak terlalu tinggi.
Sejauh ini kasus leptospirosis banyak terjadi di kalangan petani. Dinkes mengajak petani agar mengenakan sepatu boot saat bekerja agar kaki terlindung dari kuman leptospira, yang menyebabkan penyakit leptospirosis.
Selain masyarakat yang aktif dalam pertanian, permukiman penduduk juga tidak lepas dari ancaman bakteri leptospira, terutama untuk warga yang tinggal di kawasan yang dekat dengan kawasan aliran sungai. Alasannya, kini sedang muncul hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir .
"Kuman penyebab leptospira juga bisa ditularkan lewat air, apalagi kalau ada luka di kaki, " ungkapnya, akhir minggu lalu saat ditemui di kantornya.
Gejala yang dialami seseorang ketika mengidap leptospirosis diawali dengan suhu tubuh yang tinggi serta terlihat kuning.
Sementara Camat Pleret, Walkodri menuturkan kecamatan bekerja sama dengan Koramil dalam pencegahan penyakit leptospirosis di kalangan masyarakat, utamanya petani. Baik melalui himbauan ataupun lewat pemaparan dari anggota Koramil saat beraktifitas bersama masyaraakat. (Sit)