Bendot Waliyo owners dari Tarawangsa Eye Wear mengatakan, 100% persen produksi frame kayu dan tanduk ini dikerjakan secara hand made, dalam sehari bisa dibuat dua buah frame dengan omzet kurang lebih 15 juta perbulan.
Usaha yang ditekuni sejak 2011 ini banyak peminatnya kebanyakan dari masyarakat lokal untuk menunjang fashion mereka, peminat dari luar negeripun sering bersambang di Galery sekaligus tempat usahanya dibilangan Senggotan Tirtonirmolo Kasihan Bantul.
Pemuda jebolan Fakultas Desain ISI Jogjakarta ini sempat kewalahan memenuhi konsumen luar negeri. " Pernah ada permintaan dari orang Italia untuk mengirim 1000 buah frame perbulan dan jujur tidak bisa memenuhi karena produk ini dibuat secara hand made, "katanya.
Frame tanduk dan kayu ini menyasar kalangan menengah atas, di mana untuk menebus satu buah frame konsumen cukup merogoh kocek sebesar 1.2 hingga 1.75 juta rupiah, selain dipasarkan secara online owners Tarawangsa ini menggandeng hotel dibilangin Prawirotaman Jogja untuk memasarkan produknya, jelas Bendot.
Untuk konsumen dengan berkebutuhan khusus seperti mata minus, plus atau silinder cukup menyertakan surat kir dokter, tambahnya. (rch)