Hal tersebut disampaikan oleh ustadz Abdul Basyir, S Ag. Saat mengisi tausiyah pada acara Pengajian Bulan Ramadhan Bagi Karyawan dan Pejabat Pemda/TNI/Polri/BUMN/BUMD di Kabupaten Bantul bertempat di Masjid Agung Manunggal Bantul, Selasa (6/6).
Menurut ustadz, salah satu budaya masyarakat jawa yang menjadi media dakwah Islam adalah kenduri. Dalam acara kenduri terdapat beberapa contoh positif yaitu ketika tamu datang mereka saling bersalaman yang merupakan cara mengakrabkan antar warga dan sebagai cara antisipasi dini terjadinya sebuah perpecahan. Saat semua tamu sudah hadir mereka disuguhi dengan minum dan makanan ringan yang merupakan sebuah sodaqoh, jika diberikan dengan iklas maka akan mmenjadi pahala tuan rumah sebagai wujud dari kesalehan soaial dan sebagai tambahan bekal pahala di akherat kelak.
Namun ada sebagian kalangan yang mengharamkan acara budaya yang pada awalnya menjadi wahana dakwah Islam tersebut. Sebetulnya hal tersebut tidak perlu, karena didalamnya mengandung ajaran yang cukup bagus yang penuh nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat maupun yang berhubungan dengan sang Kholiq.
Dalam acara tersebut dilanjutkan melafadzkan dzikir bersama yang dipimpin seorang rois kampung seperti membaca kalimah toyyibah, sholawat, tahlil dan diakhiri doa yang isinya permintaan keselamatan baik bagi mereka yang datang, bagi tuan rumah dan keluarganya. Terakhir tuan rumah memberikan paket kenduri berupa satu paket sembako sebagai sodaqoh yang merupakan amal kebaikan dari tuan rumah sebagai tambahan amal sholehnya.
Bahkan saat ini, tambah ustadz, acara kenduri menjadi tujuan wisata budya tersendiri bagi orang asing seperti orang Malaysia, Singapore, Eropa, Australia dan lainnya. Mereka merekam urutan acara kenduri yang diabadikan untuk menjdi kenang-kenangan yang dibawa ke negaranya.
Diahir tausiyahnya ustadz mengajak hadirin untuk bersama-sama memperbanyak amalan ibadah di Bulan Ramadhan ini, agar kita dapat mencapai derajat taqwa dihadapan Alloh SWT dan menjadi manusia yang rahmatan lil aalamin. (Sit)