"Kami melakukan ini guna mengurangi tingkat kemiskinan di desa Sumbermulyo. Selain itu diharapkan setelah melalui diklat ini mereka mampu memperoleh tambahan income dan kesejahteraan keluarga," kata Kustiyah, Ketua PAKEM MAJU sebagai pelaksana Diklat.
Ditambahkannya bahwa pelatihan ini ternyata banyak diminati oleh masyarakat. Sehingga pesertanya membludak, bahkan banyak yang meminta untuk ikut walaupun kuota sudah mencukupi. "Kebanyakan peserta yang ikut merupakan dari keluarga miskin/gakin, diantaranya adalah korban gempa atau korban PHK," tambah Kustiyah.
Lurah Desa Sumbermulyo, Dra.Ani Widayani menjelaskan bahwa diklat kewirausahaan seperti ini sangat membantu warganya. Diharapkan apa yang sudah dihasilkan dalam diklat mampu terus dikembangkan. "Sehingga kalau dari ibu-ibu banyak yang belajar tahun dan tempe maka semoga sentra tahu tempe segera bisa ada juga di Sumbermulyo," harapnya.
Pelatihan ini terbagi dalam beberapa kelas. Sedangkan materi pelatihan untuk kelas A meliputi pengolahan kedelai serta pengolahan empon-empon. Kelas B pengolahan ketela, dan boga meliputi roti basah/kering. Sedangkan kelas C dan kelas D materinya adalah sablon kain, kertas dn plastik. Total dana pelatihan mencapai Rp.110 juta. Dana tersebut berasal dari program PAKET ( Penanggulangan Kemiskinan Terpadu) serta dana swadaya. Para peserta pelatihan dalam penutupan, Selasa (21/10) juga mendapatkan bantuan peralatan berupa 2 mesin giling kedelai, 2 juicer empon-empon, 4 paket alat masak, 6 paket alat sablon. "Kami harapkan peralatan ini dapat digunakan sebaik-baiknya. Sehingga nantinya masyarakat mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam diklat ini," kata Karno, salah seorang instruktur dari BLK.
Sementara itu, Padmi ( 29 ) warga Kedon menjelaskan bahwa dirinya sangat senang bisa mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pakem Maju. "Saya paling senang jika ada pelatihan yang mampu menambah ilmu baru kaya begini," ujarnya. Selama ini dirinya belum terinspirasi untuk berwirausaha padahal di rumahnya sudah tersedia bahan baku kedelai. Oleh karena itu dirinya bertekad akan mengelola hasil pertaniannya berupa kedelai untuk diolah menjadi barang jadi seperti tempe. Sehingga ada nilai lebih daripada dijual dalam wujud biji kedelai. "Kami akan memasarkannya pada lingkungan kami dulu, semoga mampu berkembang lebih baik," katanya. (admin)