Hadir pula pada acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan Sunarto, SH, MM beserta jajarannya, kepala OPD terkait di Kabupaten Bantul, Camat Pundong Dra. Sri Umayati beserta jajaran, Lurah Desa Seloharjo dan jajaran serta masyarakat Kampung Surocolo.
" Even budaya seperti ini, harus bisa dijaga kelangsungannya, dan bisa diteruskan serta diwariskan kepada generasi muda agar dapat lestari di Bumi Ngayogyakarto ini," tambah Wardoyo.
Sementara dalam sambutan Bupati Bantul yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Sunarto, SH. MM diantaranya menyampaikan bahwa kita semua tahu, di zaman modern ini banyak ritual budaya yang ada di masyarakat, namun ritual tersebut menjadi rancu, mana ritual yang bukan merupakan kebudayaan daerah dan ritual yang merupakan bagian dari kebudayaan daerah yang harus dilestarikan.
Merti Bumi adalah merupakan benteng pelestarian seni budaya. Kegiatan seperti ini juga akan menjadi ruang kreasi dan pengkaryaan serta pemberdayaan warga masyarakat, juga menjadi ruang mengenalkan potensi unggulan daerah agar bisa dikenal masyarakat luas.
Bupati berharap kegiatan ini merupakan bentuk keragaman budaya dan menjadi suatu perekat persatuan dan kesatuan serta kejayaan Indonesia. Dan masyarakat dapat nguru-uri kebudayaan daerah sebagai benteng yang kuat dalam memperkokoh kebudayaan asli Bantul yang sekaligus sebagai hiburan bagi warga masyarakat.
Pemerintah sebagai fasilitator dan mentor dalam upaya pelestarian kebudayaan di Bumi Projotamansari ini. Even ini diharapkan akan menjadi salah satu kebudayaan yang unggul di DIY maupun di Indonesia.
Menurut panitia bahwa acara Merti Bumi Kampung Surocolo ini dilaksanakan sekali dalam setiap tahun, tepatnya pada hari Rabu Kliwon di awal musim hujan. Hal ini dilakukan karena merupakan bentuk do'a warga masyarakat, agar pada musim penghujan bisa melimpahkan berkah air yang ada di sendang Surocolo dan dapat mengalir dengan lancar untuk bisa mencukupi kebutuhan warga masyarakat kampung Surocolo.
Pada acara tersebut dilakukan kirab yang terdiri dari satu bergodo prajurit tombak sebanyak 20 orang pria, diikuti satu bergodo wanita pembawa hasil masakan warga dan satu jodang yang membawa hasil bumi kampung Surocolo untuk duduk bersama di antara dua sendang Surocolo untuk bersama-sama berdo'a pada Tuhan Yang Maha Kuasa dipimpin oleh Kaum Rois setempat.
View post on imgur.com (Sit)