Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Wilayah Kementerian Agama DIY H. Lutfi Hamid M. Ag. Saat menyampaikan sambutan sebagai nara sumber sekaligus membuka acara Forum Group Discussion (FGD ) Kerukunan Antar Umat Beragama berlangsung di Ruang Mandhala Saba Gedung Induk Komplek Parasamya Bantul, Senin (30/4).
Lutfi Hamid mengatakan menambahkan bahwa menurut beberapa lembaga yang melakukan survey mengatakan, bahwa Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling tinggi masalah intoleransi. Untuk itu sangat penting melakukan upaya pengkokohan forum kerukunan umat beragama (FKUB) yang dilanjutkan dengan sosialisasi hingga tingkat kecamatan bahkan hingga ke tingkat desa.
Beberapa waktu lagi, kata Lutfi Hamid, Bantul akan menjadi halaman depan DIY, yang tentunya akan terjadi berbagai gangguan yang tidak terelakan. "Untuk itu kerukunan umat peragama harus kita bangun dengan sungguh-sungguh," kata Lutfi Hamid.
Dengan adanya FGD FKUB ini, kata Hamid, diharapkan akan terjadi perkembangan toleransi secara lebih baik, bijak dan progresif yang diikuti dengan kemajuan pemahaman agama oleh para umatnya, sehingga terbangunn kehidupan masyarakat Bantul yang agamis, rukun dan berbudaya yang kuat.
Menurut Ketua FKUB Kabupaten Bantul Yasmuri dalam laporannya, diundang dalam acara tersebut sebanyak 155 orang terdiri dari pengurus FKUB tingkat kabupaten, Kepala OPD, Camat, Kepala KUA se Kabupaten Bantul, Ketua FKUB Kecamatan, Lurah Desa dan tokoh agama di Kabupaten Bantul.
Dalam acara ini dihadirkan para nara sumber diantaranya selain Kepala Kakanwil Kemenag DIY, juga Kapolres Bantul yang diwakili Pak Rumpoko menyampaikan makalah berjudul Kerukunan Menjadi Dasar dan tetap Tegaknya NKRI serta Wakil Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih menyampaikan tentang Kebijakan Pemerintah Dalam Program FKUB di Kabupaten Bantul. Sebagai moderator Kepala Kemenag Bantul Drs. H. Buhari Muslim, M. Pd.I.
Dalam paparanya Wabub. Bantul menyampaikan bahwa di Kabupaten Bantul ini ada enam agama yang dianut masyarakat, diantaranya Islam sebesar 85 persen, Katholik sekitar 2,7 persen, Kristen 1,3 persen, Hindu 0,08 persen, Budhab 0,02 persen dan Kong Hu Chu 0,03 persen.
Dengan potensi agama yang ada tersebut tanpa dibangun kerukunan yang kuat, maka akan seperti bangunan yang rapuh. Wabub mencontohkan seperti Negara Suriah yang kaya, maju, semua infrastrukturnya kuat dan megah dan hanya satu agama yaitu Islam, namun kurang didasari kerukunan internal umat beragamanya, maka saat ini menjadi suatu negara yang mengalami kehancuran karena intoleransi yang tinggi.
"Oleh sebab itu, kerukunan merupakan asset yang harus terus dibangun. Untuk membangun fisik saja, Kabupaten Bantul mengalokasikan sebesar 30 persen, maka pembangunan moral spiritual juga harus ditingkatkan, yaitu untuk program kerukunan umat beragama tentunya juga harus dinaikan agar semakin maju kiprah FKUB di Bantul ini," kata Pak Halim.
Tahun depan anggaran FKUB diusulkan naik, sehingga FGD FKUB bisa dilaksanakan hingga di tingkat kecamatan. Dengan harapan kerukunan umat beragama bisa semakin kokoh hingga akar rumput.