Menurut laporan penyelenggara Wisnu Suseno, di wilayah Sidorejo ada satu telaga yang tadinya sawah berubah menjadi telaga yang indah. Munculnya telaga ini akan memberikan harapan baru kepada seluruh masyarakat Sidorejo. Tema yang diusung untuk tahun ini, bagaimana kita menerima kemanfaatan seandainya telaga ini sudah menjadi destinasi wisata yang indah. Untuk ini masyarakat harus bisa menggambil manfaat dengan menggali peningkatan ekonomi dengan telaga yang ada.
"Sejak tanggal 4 Februari, kita membuka Pasar Serawung atau istilahnya Sunmor Semar Seto. Pasar Serawung di bentuk untuk mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat. Pasar Serawung yang setiap Minggu pagi diawali pukul 06.00-11.00 siang," katanya.
Dalam sambutanya Wakil Bupati Bantul menyampaikan, atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul turut bangga dan sangat mengapresiasi atas terselenggaranya Festival Budaya Telaga Semar Seto #2 dan juga peresmian Pasar Serawung Sidorejo. Kebudayaan bukan sekedar festival dan pertunjukan, tetapi kebudayaan ini adalah alat bagi kehidupan kita, alat untuk mempertahankan eksistensi kita keberadaan kita di dunia ini.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah lama memiliki tagline "The Harmony of Nature and Culture" keselarasan antara budaya dan alam. Keselarasan budaya dan alam ini adalah salah satu tonggak kebudayaan kita, dimana masyarakat kita sudah memiliki harmonisasi antara alam dan budaya/perilaku manusia, termasuk budaya lingkungan hidup," tutur Wakil Bupati.
"Dengan momentum Festival Budaya Semar Seto ini, mudah mudahan bisa lebih memahami makna kebudayaan kita," jelasnya.
Lebih lanjut Wakil Bupati Bantul mengatakan, dari Festival Budaya Semar Seto ini, mudah mudahan menghasilkan kemampuan kita memahami dan mengeksplorasi kebudayaan ini, agar kehidupan kita senantiasa lebih harmonis. Dari mulai anak anak, remaja hingga orang tua bisa guyub rukun dan damai dalam gelaran festival ini.