Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam Festival Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan (PUSAKA). Berlokasi di Hutan Mangunan, Dlingo, Bantul pada Jumat (28/09), Jokowi mengatakan, pemanfaatan hutan sebagai sumber kesejahteraan di Indonesia, sering dilupakan.
Padahal, setelah bertemu dengan negara-negara lain, misalnya negara-negara Skandinavia, ternyata banyak yang hidup dari sektor kehutanan saja. Kawasan hutan Indonesia saat ini menempati urutan ke sembilan untuk posisi terluas. Besarnya hutan kita ini ternyata justru faktanya tidak demikian. Fakta di negara kita, masyarakat yang hidup baik di sekitar hutan maupun di kawasan hutan, justru miskin, katanya.
Jokowi menegaskan, kondisi yang seharusnya justru kebalikannya, masyarakat yang hidup di sekitar hutan atau di dalam hutan harusnya makmur. Karena itu, sejak empat tahun yang lalu Jokowi telah memerintahkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI untuk membangun kelompok pengusaha di hutan maupun pinggiran hutan. Kelompok yang disebut KPH ini diharapkan bisa membimbing rakyat memanfaatkan hutan dan lahan lain.
Semuanya bisa menjadi sumber ekonomi. Banyak hal produktif yang belum kita lakukan. Misalnya, mengajak masyarakat menanam sengon. Industri kehutanan ini sangat luas sekali, bisa kita kerjakan dan itu akan memakmurkan. Tapi kita harus bekerja semuanya. Semuanya harus berjalan, kalau tidak, KPH-KPH itu apa gunanya, paparnya.
Menurut Jokowi, kesempatan kerja dan ekonomi banyak sekali yang bisa kita raih dari adanya hutan. Untuk itu, perlu dilakukan kerja sama dan kerja kejar-kejaran untuk segera meraih apa yang diinginkan, yakni kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Jokowi bercerita bahwa dia tidak asing dengan Hutan Pinus Mangunan Bantul. Sebab, dia sering melihat dokumentasi Hutan Pinus Mangunan di instagram. "Kita melihat dari dekat hutan pinus di Mangunan. Saya biasanya lihat di instagram. Hutan ini sangat instagramable. Yang senang biasanya anak muda. Ke sini hanya ambil cekrit cekrit. Diunggah di Instagram,Facebook, Twitter. Bikin video di youtube," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, hutan berfungsi sebagai paru-paru hijau dunia yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Peran penting tersebut menjadi lebih bermakna, jika disertai dengan pemberdayaan masyarakat yang dikelola secara arif dan bijaksana.
Hal ini untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat hutan sebagai ekosistem penyangga kehidupan. Agar hutan dapat terus memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial budaya bagi generasi sekarang maupun mendatang, ujar Sri Sultan.
Sri Sultan pun menuturkan, di sisi lain, sektor kehutanan juga menimbulkan persoalan kompleks, karena berdampak pada iklim bumi, yakni pentingnya ekosistem hutan. Karena itu, momentum kali ini juga bisa digunakan untuk membangkitkan kesadaran semua pihak akan pentingnya perlindungan hutan dan konservasi alam beserta kehidupan flora dan fauna di dalamnya.
Dalam kaitan ini pula, secara khusus akan dilakukan peresmian Wana Wisata Budaya Mataram oleh Bapak Presiden. Maka, kami segenap Trah Agung Mataram beserta Rakyat Yogyakarta mengucapkan terima kasih yang dalam teriring penghargaan yang tinggi atas atensi yang demikian besar dari Bapak Presiden, imbuh Sri Sultan.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Sri Sultan juga menerima penghargaan sebagai Gubernur Pembina KPH Terpilih yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Ditemui terpisah Direktur Jendral Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Himan Nugroho mengatakan, kawasan hutan di Mangunan ini merupakan satu diantara 371 KPH yang maju di Indonesia, karena dalam satu tahun pengelolaan hutan wisata ini mampu mendatangkan 2,5 juta wisatawan asing maupun wisatawan nusantara dan menghasilkan pendapatan sebesar sepuluh milyard rupiah.