Bupati Bantul : Ajak Santri Ciptakan Suasana Kondusif Jelang Pemilu Serentak 2019

Diskominfo - Songsong Hari Santri Nasional (HSN) 2018, ribuan santri se-Kabupaten Bantul menggelar Apel Santri di Lapangan Trirenggo Bantul. Minggu (21/10).

Pertunjukkan drama kolosal Resolusi Jihad KH. Hasyim 'Ashari mengawali perhelatan HSN tersebut, ratusan santri ikut ambil bagian dari drama yang menceritakan sejarah perjuangan ulama dan santri di Surabaya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah Inggris yang diboncengi tentara NICA.

Hadir pada acara tersebut jajaran Forkompinda Kabupaten Bantul, ulama dan santri se-Kabupaten Bantul. Menutut Atthobari, panitia HSN kegiatan ini merupakan puncak dari Peringatan Hari Santri. Sejumlah rangkaian kegiatan telah dilaksanakan seperti Ekspo Santri, Festival Santri, dan aksi sosial.

Berdasarkan pantauan, ribuan santriwan kompak mengenakan pakaian khas santri yakni memakai kopiah, baju putih dan bersarung, begitupun santriwati berkerudung dan mengenakan pakaian putih-putih.

Bupati Bantul Suharsono dalam amanatnya, mengajak kepada santri untuk ikut serta menciptakan suasana kondusif jelang penyelenggaraan tahapan pemilu serentak 2019, gunakan saluran media sosial atau sosmed untuk menebar kebaikan dan kedamaian. "Maraknya hoax yang cenderung mengancam persatuan dan persaudaraan bangsa Indonesia, harus kita hadapi dengan bahasa yang santun dan jangan terpancing emosi," kata Bupati.

Pada kesempatan tersebut dilaksanakan lepas burung merpati oleh Bupati, Wakil Bupati Bantul, ulama sebagai simbol memperteguh perdamaian di muka bumi ini.

Apel santri songsong Hari Santri Nasional 2018 ini ditutup dengan kirab santri dari Lapangan Trirenggo Bantul hingga Jalan Sudirman Bantul. Jalannya kirab berlangsung menarik dan semarak dengan aneka atraksi seperti persembahan drumband dari MTs Negeri 1 Bantul, dan seni Islami dari para santri.

Sementara ditemui terpisah Wakil Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih, dalam momentum HSN yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, mengungkapkan peringatan HSN sebagai upaya untuk menguatkan kembali komitmen santri untuk memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme, siap membela bangsa dan negara setia kepada Pancasila dan NKRI.

Semangat perjuangan yang dikobarkan KH. Hasyim Asyari, menurut Halim, mengusir penjajah sepatutnya menjadi pijakan santri generasi saat ini agar terus semangat menjaga tradisi pesantren yang selalu bertafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama Islam) dan beribadah kepada Allah SWT.

"Santri itu dua punya tugas, satu ngrekso agomo (menjaga agamanya), dua ngrekso bongso (menjaga bangsanya), itulah yang sejak dulu yang diwariskan oleh tokoh-tokoh pesantren utamanya KH Hasyim Asyari," tandasnya.

(rch)

Berbagi:

Pos Terbaru :