DWP Persatuan Kabupaten Bantul Adakan Pelatihan Eco-Printing

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Babupaten Bantul adakan pelatihan eco-printing bagi anggotanya diikuti sebanyak 170 orang yang terdiri dari anggota DWP Tingkat Kabupaten Bantul dan DWP Unit Pelaksana dari dinas dan kantor se Kabupaten Bantul. Pelatihan bertempat di Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, Trirenggo, Rabu (20/3).

Dalam laporannya panitia yang disampaikan ketua bidang ekonomi DWP Bantul Ny Dewi Susanto mengatakan bahwa DWP Kabupaten Bantul setiap tahun mempunyai agenda rutin diantaranya pelatihan ketrampilan untuk para anggotanya. Pelatihan bertema Eco-printing, Perpaduan Seni, Kreatifitas dan Peluang ekonomi ini, kata Dewi, yang bertujuan agar anggota DWP Kabupaten Bantul semakin banyak wawasan, pengetahuan dan ketrampilan untuk bisa dijadikan sebagai peluang usaha untuk menambah ekonomi keluarga.

Sementara pembina DWP Kabupaten Bantul Hj Erna Kusmawati Suharsono dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh DWP Kabupaten Bantul seperti ini bisa menjadikan anggotanya semakin kaya akan pengetahuan ketrampilan yang bisa dijadikan peluang ekonomi dan bisa ditularkan kepada keluarga dan para perempuan dilingkungannya sebagai bentuk sumbangsih, ikut ambil bagian dalam pembangunan di Kabupaten Bantul.

"Saya juga mendapat pesan dari Bapak Bupati Bantul, agar anggota DWP Bantul bisa menjadi pionir-pionir program nasional, yaitu untuk atasi sampah plastik dan stunting di Indonesia dengan gerakan yang nyata, hususnya di Kabupaten Bantul," ungkapnya.

Pada pelatihan tersebut nara sumber adalah pengusaha eco-printing alami Elly Kumara Djati dari Srandakan Bantul. Menurutnya eco-printing adalah teknik pewarnaan yang memanfaatkan bermacam tanaman di sekitar kita seperti dedaunan, bunga, buah, batang dan bagian tumbuhan lainnya. Jenis daun yang populer digunakan diantaranya daun jati, jarak, ketapang dan masih yang lainya.

Jenis kain yang mudah untuk menyerap warna alam diantaranya bahan kain linen, katun, sutera dan rayon. Bahan sutera akan lebih maksimal menyerap warna alam, sehingga hasilnya akan lebih tajam. "Teknik eco-printing ini di luar negeri seperti di Eropa dan Australkia sudah lama populer, namun di Indonesia saat ini tengah berkembang pesat," kata Elly.

Pada kesempatan tersebut Elly mengajak semua peserta untuk praktek teknik eco-printing dengan membagikan selembar kain katun basah dengan tiga macam daun yaitu daun jati, daun lanang dan daun mangsi yang warnanya mudah diserap kain. Urutan prakteknya dari menggelar kain yang ditumpangi dengan ketiga daun yang disediakan sesuai kreatifitas peserta. Selanjutnya kain yang telah ditata dedaunan diatasnya tersebut digulung perlahan, dilipat dan diikat dengan benang, kemudian dikukus atau direbus selama 30 menit untuk jumlah sedikit, 2 jam untuk jumlah banyak. (Siti Zum)

Berbagi:

Pos Terbaru :