Kabupaten Bantul memiliki cita-cita besar untuk menjadikan anak-anak di Bantul menjadi anak cerdas. Baik itu cerdas secara intelektual, emosional, maupun sosial. Selain itu, anak-anak di Bantul juga harus memiliki akhlak yang baik serta berkarakter Indonesia. Apalagi, Bantul tengah bersiap diri untuk menjadi Kabupaten Layak Anak demi melindungi hak-hak anak.
Kendati demikian, cita-cita besar tersebut memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya kekerasan pada anak yang masih ditemui di lingkungan sekitar. Bentuk kekerasan ini bisa berwujud perundungan fisik maupun verbal hingga pelecehan.
Saat melakukan silaturahmi dengan orang tua wali SMP 2 Kasihan (9/9), Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyampaikan tak hanya menghambat kecerdasan anak, kekerasan juga berpotensi besar mengkerdilkan mental anak.
“Kekerasan terbukti mengkerdilkan mental anak. Jangan sampai itu terjadi pada anak-anak kita. Entah sebagai korban maupun pelaku,” tegas Halim.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi antara orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Sebab penjagaan dan pengarahan terhadap anak tidak bisa dibebankan pada satu pihak. Dengan demikian, tanggung jawab untuk menciptakan anak Bantul menjadi manusia yang unggul, berkarakter, dan berkepribadian Indonesia harus dipikul bersama-sama.