Gelar Seni Kreasi dan Pembukaan Pameran Seni Rupa, Sedulur Nyeni Usung Tema Nuntun Roso

Pada hari Jum'at sore (11/11/2022), bertempat di Galeri Kopi Macan Jl. Bugisan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Sanggar Seni Sedulur Nyeni bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul menggelar Gelar Seni Kreasi dan pembukaan Pameran Seni Rupa dengan tema Nuntun Roso. 

Sukoco Hayat selaku Ketua Sanggar Seni Sedulur Nyeni menuturkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk menunjukkan segala potensi yang dimiliki oleh Sedulur Nyeni. Sejumlah 15 personil dalam seni pertunjukan ditampilkan dalam Gelar Kreasi Seni kali ini yang meliputi seni tari, fashion show, seni musik, dan teaterikal. Tak hanya itu, ada pula 22 karya seni rupa yang ditampilkan dalam galeri yang bisa masyarakat kunjungi mulai tanggal 11 sampai dengan 20 November 2022 pada pukul 10 pagi hingga pukul 8 malam.

Nuntun Roso, ide ini berangkat dari kerukunan para seniman untuk mengajukan hipotesis ‘seni itu hasil olahan rasa’. Rasa tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat, tidak dapat ditangkap oleh panca indera namun dapat dipahami keberadaannya. Semakin kuat rasa dalam berkehidupan akan menemukan jati diri dalam komunikasi sosial dan karyanya. Pelajaran dari Ki Ageng Suryomentaram, rasa itu tersisir dengan 4 tingkatan yang juga sebagai dimensi rasa yang disebut kramadangsa. Rasa yang hadir karena fungsi fisikal, emosional, intelektual dan intuisional. Dimensi kramadangsa ini ternyata analog dengan representasi berkarya seni oleh perupa Nuntun Roso.

“Yang spesial di sini adalah kolaborasi rasa. Rasa itu kita ungkapkan dalam setiap ekspresi kesenian yang ditampilkan. Dalam pameran seni rupa juga dilengkapi dengan deskripsi singkat terkait makna karya seni yang dipajang. Hal tersebut merupakan sebuah sarana berkomunikasi para perupa dengan penikmat seni yang berkunjung,” terang Sukoco.

Panewu Kasihan Subarta, S.Sos, M.Si menyampaikan bahwa kemiskinan di Kabupaten Bantul pasca covid telah mengalami penurunan dengan mulai berputarnya roda perekonomian di masyarakat. Pelaku seni, para perupa juga merupakan penggerak ekonomi di masyarakat, oleh karenanya Ia berharap kegiatan-kegiatan seperti ini bisa diselenggarakan dengan skala yang lebih besar dan di tempat yang representatif yang mudah dikunjungi oleh masyarakat.

“Mari kita adakan lagi kegiatan seperti ini mungkin di balai kelurahan atau pendopo kapanewon juga boleh. Kita undang pula para pedagang, pelaku umkm, angkringan untuk ikut serta dalam kegiatan agar roda perekonomian terus berputar dan pada akhirnya angka kemiskinan bisa terus berkurang,” pungkas Barta. (Bn)

Berbagi:

Pos Terbaru :