Tabuhan gamelan yang dimainkan dengan apik oleh para pengrawit sebagai iringan tembang macapat menggema di Aula Pemda II Manding, Selasa (15/11/2022). Alunan musik tradisional jawa tersebut merupakan bagian dari Gelar Macapat Kabupaten Bantul tahun 2022 yang diselenggarakan hingga tiga hari ke depan.
Kepala Bidang Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul, Kun Ernawati menyampaikan Gelar Macapat sebetulnya telah menjadi agenda tahunan yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan. Namun, kegiatan ini sempat vakum selama dua tahun akibat Pandemi Covid. Oleh sebab itu, Gelar Macapat tahun ini adalah angin segar bagi pelaku macapat di Kabupaten Bantul untuk terus memelihara budaya agar tak tergerus zaman.
“Gelar Macapat sempat terhenti karena Covid. Sekarang kita adakan kembali dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Harapannya tentu saja untuk tetap nguri-nguri (merawat) budaya yang kita miliki,” tegasnya.
Diikuti oleh Paguyuban Sekar Tamansari dan 17 Paguyuban Macapat di setiap Kapanewon Kabupaten Bantul, mayoritas peserta Gelar Macapat telah berusia 50 tahun ke atas. Kendati demikian, semangat mereka untuk menjaga budaya lewat macapat tak pernah redup.
Surachman, Ketua Paguyuban Macapat Sekar Arum Piyungan menuturkan, anggota paguyuban macapat rata-rata memang tidak muda lagi. Di Paguyuban yang ia pimpin bahkan ada yang berusia 76 tahun. Namun, mereka tetap konsisten aktif dalam kegiatan macapat karena merasa senang dan berupaya agar macapat tidak mati.
“Selain memang untuk memelihara budaya, kami juga senang melakukannya. Bisa menghibur orang lain, juga ada keberkahan bagi diri sendiri. Semangat kami untuk bermacapat memang semangat muda. Yang agak susah adalah menarik generasi muda agar mau meneruskan budaya macapat,” ujar Surachman.
Menjaring generasi muda untuk mau terlibat aktif dalam memelihara budaya dan kearifan lokal sebetulnya mendapat perhatian tersendiri dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Berbagai lomba seperti lomba sesorah hingga lomba bertutur dengan target peserta anak muda atau pelajar juga beberapa kali digelar. Khusus untuk Gelar Macapat, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto, berencana untuk tahun-tahun mendatang, generasi muda akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
“Untuk berikutnya, sebetulnya bisa kita buat Gelar Macapat ini dikombinasikan dengan anak-anak muda juga. Sehingga terlihat regenerasinya dan anak-anak kita tidak melupakan budaya sendiri,” pungkasnya. (Els)