Pangraksa Budaya Paksi Katon Berkomitmen Rawat Budaya di Bantul

Pangraksa Budaya atau pasukan pengamanan budaya yang menjadi bagian dari Paksi Katon (Paguyuban Seksi Keamanan Kraton) di Kabupaten Bantul genap berusia satu tahun pada Kamis, (17/11/2022). Meski terhitung muda, kiprah Pangraksa Budaya di Kabupaten Bantul telah lama terjalin di tengah-tengah masyarakat. Apalagi, Paksi Katon yang menjadi payung bagi Pangraksa Budaya merupakan salah satu Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) yang dekat dengan masyarakat serta selalu hadir di setiap kegiatan kebudayaan di Kabupaten Bantul.

Ketua Umum Paksi Katon Daerah Istimewa Yogyakarta, Muchammad Suhud, S.H., menjelaskan terbentuknya Pangraksa Budaya bertujuan untuk ketugasan yang lebih spesifik di bidang budaya. Sebab menurutnya, ranah budaya tak melulu soal seni atau pertunjukan, tapi bagaimana menanamkan budaya luhur kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

“Budaya itu ranahnya luas. Kami berkomitmen untuk merawat dan menjaga budaya, khususnya budaya di Jogja. Tidak hanya tentang seni, pertunjukan, atau upacara adat. Tapi bagaimana menjaga akhlak, perilaku, tata laku. Budaya kita itu budaya adiluhung. Jangan sampai luntur,” jelas Suhud.

Luasnya ranah budaya ini juga diakui oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Dalam sambutannya, ia menegaskan saking luasnya ranah budaya, pembangunan budaya di Kabupaten Bantul tak bisa hanya dijalankan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan). Oleh sebab itu, peran Pangraksa Budaya Paksi Katon penting bagi pembangunan budaya di Kabupaten Bantul.

“Budaya juga menyangkut karsa, cita rasa. Bagaimana caranya membentuk karakter masyarakat Jogja berdasarkan nilai-nilai yang memang telah ditanamkan sejak dulu seperti filosofi nyawiji, greged, sengguh, ora mingkuh, hamemayu hayuning bawono. Itulah jati diri kita, budaya kita,” tegas Halim.

Ia menambahkan, pentingnya menjaga budaya ini juga untuk membentengi diri dari provokasi-provokasi atau ideologi berbasis SARA yang berpotensi memecah belah masyarakat. Biar bagaimanapun, tugas menjaga budaya ini bukan perkara mudah mengingat ada sejumlah tantangan yang dihadapi, salah satunya gerakan-gerakan intoleransi hingga radikal. Menyadari hal tersebut, Pangraksa Budaya Paksi Katon juga mulai menjalankan program kerja dengan turut mengamankan kegiatan ibadah bagi seluruh pengantut agama seperti menjaga ibadah di gereja hingga membantu menyebrangkan jamaah Masjid Agung Manunggal Bantul

Senada dengan pernyataan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto merasakan betul kehadiran Pangraksa Budaya Paksi Katon di tengah-tengah masyarakat. Selama ini, Paksi Katon tidak pernah absen pada setiap kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan di Kabupaten Bantul.

“Paksi Katon ini selalu ada di tengah-tengah masyarakat. Setiap Kapanewon di Bantul pasti ada anggota Paksi Katon. Jumlah mereka yang mencapai lebih dari 200 ini selalu sigap jika ada kegiatan kebudayaan di Kabupaten Bantul,” pungkasnya. (Els)

 

 

 

Berbagi:

Pos Terbaru :