Tekuni Kerajinan Kipas, Sugiyanto Hidupi Keluarga

Disaat kebanyakan orang sibuk mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri, suasta maupun sebagai buruh perusahaan kecil atau besar, sugiyanto mantap menekuni kerajinan kipas dalam mencari sesuap nasi untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya.

Dengan modal sebatang bambu, satu kilo kain, lem dan peralatan sederhana seperti gergaji, gunting dan pisau, sugiyanto (48th) dapat membuat kipas ukuran kecil atau sedang menjadi 40 sampai 60 buah kipas kain berbatang bambu.

Bahan dasar bambu kami dapatkan dari penjual bambu di Jalan Bantul saja dengan harga perbatang Rp. 8.000,-, kainnya kami beli dari pasar Klewer Solo perkilo Rp 30.000,- bahan lainnya hanya kami beli di Bantul juga. Kata Sigiyanto saat ditemui dirumahnya, Banyon, Pendowoharjo Sewon, Jumat (23/10).

Dalam sehari Sugiyanto dapat membuat dengan harga jual ukuran kecil Rp 1.500,- dan ukuran sedang seharga Rp 2.500,-, kipas topi perbiji seharga Rp. 4.000,- dan kadang pula ada pesanan kipas ukuran besar berdiameter 90 cm seharga Rp 75.000,- . Dalam seminggu dapat mengantongi keuntungan sekitar Rp.500.000,-, jadi sebulan dia berpenghasilan sekitar Rp 1.500.000,-.

Dalam mengerjakan kipas ini kami dibantu tujuh orang karyawan dan seorang istri, dalam kelompok kami ada 20 anggota pengrajin sedangkan di dusun Banyon ini terdapat sekitar 30 pengrajin. tambahnya.

Pemasaran kipas untuk luar kota seperti Bali, Jakarta dan Semarang, pemesanan lewat telpon, pemaketan barang dan pembayaran lewat tranfer bank, sedangkan pasar lokal seperti di pasar Beringharjo dan Malioboro diantar Sugiyanto sendiri. Pesanan produknya paling banyak pada musim pernikahan.

Dalam memproduksi kipas ini kami masih dalam jumlah yang terbatas, karena adanya keterbatasan modal kami, sehingga jika ada pesanan dalam jumlah lebih besar terpaksa kami tidak dapat menyanggupi. ungkapnya.

Usahanya yang dimulai sejak tahun 1993 itu sampai saat ini dia mengaku belum pernah mendapat bantuan modal stimulan dari pemerintah, namun dia bersyukur bahwa kelompoknya ditahun 2009 ini mendapat seperangkat peralatan produksi yang terdiri dari sebuah open, sebuah genset, sebuah mesin woolsum dan beberapa peralatan pendukung lainnya. (sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :