Panen Bersama di Bulak Kweden, Bantul Tunjukkan Kenaikan Produktivitas Padi

Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (Pertani HKTI) DPD DIY menggelar panen padi bersama digelar di Bulak Kweden, Kalurahan Trirenggo, Bantul, pada Sabtu (5/7/2025). Kegiatan ini masuk dalam rangkaian program tanam padi serentak yang dilaksanakan pada 10 April 2025 lalu.

Ketua Pertani HKTI DPD DIY, Dwi Susilawati, dalam laporannya menyampaikan bahwa panen kali ini dilakukan di lahan seluas 10 hektare. Lima hektare ditanami varietas padi M-Tani M410 dan M70D, dengan bantuan benih dan pupuk dari HKTI Pusat. Selanjutnya 5 hektare lainnya ditanami padi varietas M-Pari 32.

Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Wiwin Suryawati, mengapresiasi kegiatan panen raya ini. Menurutnya, momen ini adalah bukti nyata Kabupaten Bantul sebagai ujung tombak pertanian. Di samping itu ia juga kembali menegaskan pentingnya keberlanjutan program swasembada pangan yang mengalami berbagai tantangan. Adapun tantangan yang banyak dirasakan saat ini adalah alih fungsi lahan dan dampak perubahan iklim (DPI).

“Sehingga untuk mendukung swasembada pangan kita perlu intensifkan penggunaan lahan. Kedua adalah perluasan area tanam. Ketiga peningkatan produktivitas, selanjutnya penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk kandang dan kimia sesuai rekomendasi. Kemudian mekanisasi pra dan pasca panen, irigasi, dan yang terakhir adalah perlindungan tanaman dari OPT dan DPI,” ujarnya.

Menanggapi tantangan swasembada pangan, Kepala DPKP Bantul, Joko Waluyo, mengatakan bahwa Pemkab Bantul telah menggulirkan empat program unggulan di sektor pertanian meliputi pembebasan pajak lahan sawah mulai tahun 2026, pengembangan demplot benih untuk Gapoktan, penggunaan pupuk organik, serta optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Oleh karena itu, ia mengharapkan agar ke depan Perempuan Tani HKTI tidak hanya berkolaborasi di sawah tetapi juga di pekarangan bersama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT).

“Jadi kami mencanangkan di Bantul akan terbentuk 933 dusun. Nantinya pekarangan di masing-masing dusun ada kegiatan KWT yaitu mengoptimalkan lahan pekarangan. Selama ini sudah berjalan. Nanti produk yang berlebih untuk dikonsumsi akan dijual,” tuturnya.

Joko Waluyo juga memaparkan bahwa Kabupaten Bantul menunjukkan peningkatan produktivitas. Per 30 Juni 2025 produksi gabah Bantul telah mencapai 113,9 ribu ton, sementara total produksi tahun 2024 sebesar 194 ribu ton. Rata-rata produktivitas padi di Bantul saat ini mencapai 7 ton per hektare, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional maupun DIY yang berkisar 5 ton per hektare. Bahkan produktivitas di Bantul sebenarnya dapat mencapai 8 ton per hektare, hanya saat ini sedang menurun akibat serangan hama tikus.

Kepala poktan Sidorukun, Mujadi, mengaku senang mendapat bantuan berupa benih dan pupuk serta pembinaan dari HKTI. Menurutnya, program semacam ini memberikan pengalaman baru serta meringankan petani dari segi biaya. Mujadi juga menjelaskan bahwa hasil panen ini sedianya meningkat meski agak kesulitan mengatasi serangan hama wereng dan tikus. “Harapan ke depannya ya, semoga semua kawan-kawan petani di Bulak Kweden ini bisa maju dan hasilnya bisa melimpah,” pungkasnya. (Jhn)

Berbagi:

Pos Terbaru :