Salah satu festival paling legendaris di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali digelar. Perhelatan Festival Kesenian Yogyakarta yang tahun ini melakukan re-branding menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY), sudah terselenggara sejak tahun 1989. Gelaran ini merupakan agenda rutin yang diadakan setiap tahun di DIY. Selain melakukan re-branding, tahun ini FKY mulai menggagas skema rotasi lokasi festival untuk tahun 2023-2027. Empat kabupaten yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, Sleman dan satu kota Yogyakarta, setiap tahun secara bergiliran, akan dijadikan pusat lokasi FKY. Tahun ini Kulon Progo menjadi lokasi pusat dari gelaran tersebut. FKY 2023 mengambil tajuk "Kembul Mumbul". Tema ini dipilih dengan mengacu pada aspek tentang ketahanan pangan dan pelestarian bahan pangan lokal di Yogyakarta.
Meski lokasi utama berada di Kabupaten Kulon Progo, beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian dari festival ini juga digelar di daerah lain, salah satunya berlokasi di Lapangan Wijirejo, Pandak, Bantul, yang dilaksanakan pada Jum'at (13/10/2023).
Nugroho Eko Setyanto, S.Sos selaku Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, dalam sambutannya menuturkan, beberapa kegiatan FKY di Pandak kali ini antara lain, bazar UMKM, Reog Keprajuritan, Gejog Lesung, Tari Tradisional dan Dolanan Anak, Karawitan, dan diakhiri dengan penampilan Kethoprak Muda-Mudi dan FKKB Pandak.
"Festival Kebudayaan Yogyakarta ini merupakan kegiatan rutin tahunan di DIY. Pada malam ini di Pandak, ada beberapa kegiatan diantaranya bazar UMKM, juga kegiatan-kegiatan kesenian yang sudah dimulai sejak pagi tadi, dan nanti akan diakhiri malam ini nanti dengan Kethoprak" tutur Nugroho.
Lebih lanjut, dirinya berharap agar gelaran ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan yang terlibat.
"Dalam kesempatan ini kami berharap bahwa FKY dengan tema "Kembul-Mumbul" ini yang mungkin agak sedikit asing ditelinga, namun dapat diartikan sebagai ketahanan pangan di DIY. Semoga kegiatan ini juga dapat memberikan manfaat bagi pegiat seni budaya dan tentunya masyarakat supaya lebih mencintai tentang budaya" sambung Nugroho.
Sementara itu, Yus Warseno, S.Pi., M.Si selaku Staff Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan yang mewakili Bupati Bantul, menyampaikan bahwa FKY bukan sekedar hiburan semata, melainkan ruang pelestarian seni dan budaya.
"Kekayaan seni budaya menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita sebagai masyarakat Bantul. Acara ini bukan sekedar hiburan semata, melainkan sebuah wadah yang memberikan inspirasi dan apresiasi terhadap keindahan seni dan budaya yang telah menghiasi sejarah panjang peradaban manusia" ujar Yus.
Ia menambahkan jika kesenian tidak hanya sebagai wujud kreatifitas, tetapi juga sebagai salah satu sarana pembentukan karakter, ekspresi, identitas dan alat pemersatu masyarakat. (Fza)