Tahun ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati tepat berdiri selama 22 tahun. Lebih dari dua dekade melayani masyarakat, banyak transformasi yang dialami rumah sakit yang telah terakreditasi paripurna ini.
“Sejarah RSUD Panembahan Senopati dimulai pada tahun 1953 ketika ada wabah busung lapar atau Hongeroedem. Itulah alasan dulu nama rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Hongeroedem (HO). Lalu di tahun 1957 resmi menjadi rumah sakit umum dengan kapasitas 60 tempat tidur,” terang Direktur RSUD Panembahan Senopati, Attobari, saat memberi sambutan dalam peringatan hari ulang tahun RSUD Panembahan Senopati, Kamis (13/3/2025).
Attobari melanjutkan, pengembangan-pengembangan terus dilakukan hingga pada tahun 1978, rumah sakit ini naik kelas sebagai RSUD kelas D. Lima belas tahun kemudian, barulah RSUD ini diakui sebagai RSUD kelas C. Melompat pada tahun 2003, RSUD ini merubah nama sebagai RSUD Panembahan Senopati, sama dengan raja pertama dinasti Mataram yang dulu melakukan babat alas pertama kali di Bantul.
“Selama 22 tahun terakhir, kita menyaksikan berbagai pencapaian baik dari segi peningkatan fasilitas, peengembangan sumberdaya manusia, perombakan manajemen, perbaikan pelayanan, dan sebagainya. Untuk itu, tahun ini kami mengambil tema pengabdian dan profesionalisme,” imbuh Attobari.
Ke depan, RSUD Panembahan Senopati akan terus beradaptasi dan mengembangkan banyak hal agar bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Senada dengan hal ini, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berharap RSUD Panembahan Senopati dapat terus menjalankan aktivitasnya sebagai pusat layanan kesehatan yang diandalkan di Kabupaten Bantul.
“Dan saya berharap seluruh civitas hospitalia di RSUD Panembahan Senopati untuk terus memperkuat komitmen dengan memberi pelayanan semakin baik kepada seluruh masyarakat atau pasien dari mana pun yang datang untuk berobat,” ujar Bupati.
Terakhir, Bupati juga berharap agar capaian-capaian yang diperoleh RSUD Panembahan Senopati tidak berhenti, apalagi mundur. (Els)
