Workshop Gerakan Irigasi Bersih Semarakkan HUT ke-12 GIB-MTA

Memperingati Hari Ulang Tahun ke-12 Gerakan Irigasi Bersih–Merti Tirta Amartani (GIB-MTA), digelar workshop di Aula Kalurahan Potorono pada Selasa (03/06/2205). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, kelompok tani, perwakilan OPD, dan tokoh penting termasuk Bupati Bantul.

Ketua penyelenggara kegiatan, Yitno, menyampaikan bahwa peringatan HUT GIB-MTA diisi dengan berbagai simbolis yang sarat makna, seperti pelepasan ikan, pemecahan kendi, serta pembukaan pintu air atau gejlik oleh Bupati Bantul. Produktivitas lahan pertanian tak bisa dipisahkan dari kualitas sistem irigasi, oleh karena itu, Yitno juga menjelaskan pentingnya irigasi bersih sebagai pendukung utama sektor pertanian di Bantul.

"Irigasi bersih ini sangat penting untuk mendukung kebutuhan air irigasi di Kabupaten Bantul. Saat ini di Bantul cakupan layanan mencapai 8.634 hektar, dengan tingkat kecukupan air sebesar 77 persen. Ini memastikan bahwa lahan petani yang sebelumnya kekurangan air kini tetap bisa produktif," ujar Yitno.

Dalam sambutannya, Bupati Bantul menegaskan bahwa air sebagai sumber daya alam harus dikelola dengan prinsip kebersamaan.

“Air adalah milik negara, dikuasai oleh negara, dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Maka dari itu, marilah kita manfaatkan air ini secara gotong royong untuk mendukung pertanian di Bantul,” tegasnya.

Meski lahan pertanian di Bantul terus menyusut menjadi sekitar 14.000 hektar, produktivitas pertanian tetap stabil. Hal ini, menurut Bupati, berkat intervensi pemerintah melalui bantuan alat dan mesin pertanian, pupuk, serta pembebasan pajak PBB bagi lahan pertanian.

Lebih lanjut, Bupati juga mengungkapkan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Ia mengatakan, pihaknya akan mendorong setiap gabungan kelompok tani (gapoktan) di Bantul untuk memproduksi pupuk organik secara mandiri.

“Ini telah dirancang oleh Dinas Pertanian dan akan kita bantu dari sisi permodalannya, agar ketergantungan pada pupuk kimia ini bisa berkurang,” imbuhnya. 

Workshop ini menjadi momentum penting dalam menyatukan visi antara pemerintah dan para petani untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air serta meningkatkan ketahanan pangan daerah di tengah tantangan perubahan iklim dan alih fungsi lahan. (Fza)

Berbagi:

Pos Terbaru :