Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyerahkan hibah alat mesin pertanian (alsintan) kepada 16 kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Bantul. Penyerahan hibah berlangsung area kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, pada Senin (4/8/2025).
Pada kesempatan ini Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memaparkan bahwa berkaitan dengan kondisi dunia, negara yang akan menjadi adidaya adalah negara yang berdaulat pangan. Oleh karena itu, pemerintah pusat fokus melakukan apresiasi melalui berbagai intervensi di sektor hulu hingga hilir pertanian. Tak ketinggalan, Pemerintah Kabupaten Bantul juga menggiatkan program mekanisasi, elektrifikasi, dan digitalisasi pertanian.
Berkaitan dengan masifnya alih fungsi lahan pertanian, Halim mengatakan pada tahun 2026 Pemkab Bantul akan menggelontorkan program bebas PBB untuk lahan pertanian produktif. Hal ini menjadi perhatian mengingat lahan yang tersisa di Bantul hanya tinggal sekitar 14 ribu hektare. Namun demikian melalui sinergi berbagai pihak, produktivitas Bantul tetap tinggi.
“Lahan pertanian yang tersisa di Bantul tinggal 14 ribu hektare tetapi produksi tetap naik dan kita surplus 55 ribu ton beras. Saat ini kita tengah mengupayakan mengejar surplus jagung,” ungkap Halim.
Sementara dalam sambutannya, Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto mengungkapkan bahwa ia berkewajiban memastikan kebijakan pembangunan pertanian benar-benar menjangkau kebutuhan para petani. Salah satunya melalui penguatan sarana produksi yang lebih efisien dan tepat guna yakni dengan mesin alsintan. Dengan adanya alsintan, diharapkan biaya produksi bisa ditekan namun hasil yang didapat meningkat.
“Hibah ini bukan sekedar pengadaan alat melainkan wujud komitmen bersama dalam memperkuat ketahanan nasional melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian,” tutur Titiek.
Berkaitan dengan hibah ini, Titiek berpesan kepada para petani untuk menggunakan alsintan sesuai dengan semangat gotong royong. Para penyuluh pertanian juga diharapkan selalu menjadi mitra yang aktif dan strategis, serta mendampingi para petani dengan penuh dedikasi. Kemudian bagi para pemangku, Titiek berpesan untuk memperkuat sinergi sehingga bantuan yang diberikan kepada para petani benar-benar sesuai, tidak hanya berdasarkan pendekatan administratif semata.
Salah satu penerima hibah, Siswanta dari Gapoktan Tirtomulyo, Kretek, mengucapkan terima kasih atas hibah combine harvester. Ia berharap alsintan ini bisa mempercepat pengerjaan pertanian dan memberi keuntungan bagi para petani. Siswanta menekankan bahwa alsintan ini akan dijaga dan digunakan semaksimal mungkin dengan niat yang jujur. “Semoga bisa bermanfaat dan membantu para petani, bisa menguntungkan, menambah hasil, dan kita sebagai warga Indonesia membantu program pemerintah Pak Prabowo,” ungkap Siswanta.
Sama halnya dengan Siswanta, Ketua Poktan Tri Manunggal Dusun Geblag, Dasimin, juga bergembira atas hibah rice transplanter yang diterima kelompoknya. “Wah senang sekali,” ucapnya sambil tersenyum lebar. Ia menilai bahwa hibah alsintan ini sudah tepat sasaran. “Saat ini mencari orang tandur sudah sulit, sehingga dengan dibantu mesin kita akan diberi kemudahan. Semoga meningkatkan produksi dan kelak bisa makmur,” pungkas Dasimin.
Diketahui terdapat 16 unit alsintan yang dihibahkan kepada 16 poktan/gapoktan Bantul. 16 unit tersebut terdiri dari empat mesin combine harvester besar, satu power thresher, lima unit traktor roda dua (TR2 rotary), empat unit rice transplanter, serta dua unit rotavator.
Kepala DKPP, Joko Waluyo, menekankan bahwa alsintan dihibahkan secara gratis, sama sekali tidak ada biaya yang dibebankan kepada para petani. Ia juga menegaskan agar alsintan hanya boleh digunakan atau disewakan di area Kabupaten Bantul, tidak diperkenankan dibawa ke luar wilayah. (Jhn)