Tirakatan adalah tradisi sakral yang terus terjaga dalam menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang 17 Agustus masyarakat Kabupaten Bantul menggelar kegiatan ini di berbagai wilayah sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pendahulu bangsa.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menghadiri tirakatan warga di Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Sabtu (16/8/2025). Dalam sambutannya, Halim mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meneruskan semangat juang para pahlawan dengan tindakan nyata di masa kini. Ia menegaskan bahwa meski tidak lagi berhadapan dengan penjajahan, semangat perjuangan tetap harus diteruskan melalui upaya perbaikan keadaan. Beberapa aksi konkretnya adalah dengan menjaga kerukunan sosial, menyelesaikan persoalan bersama, dan meningkatkan kualitas hidup serta lingkungan.
Salah satu isu yang mendapat perhatian khusus adalah pengelolaan sampah dan limbah. Halim mengingatkan pentingnya membudayakan reresik atau kebersihan lingkungan, dimulai dari rumah tangga. Ia mendorong masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengelola sampah organik melalui biopori dan losida. Cara ini dinilai mampu menjaga kelestarian alam sekaligus menghasilkan kompos yang dapat dimanfaatkan.
Dalam kesempatan yang sama, Halim menyoroti tantangan modernisasi yang kerap membuat masyarakat melupakan akar budayanya. Ia menekankan bahwa nilai-nilai luhur bangsa, seperti gotong royong dan toleransi, merupakan kekuatan yang tak boleh luntur.
“Indonesia adalah bangsa yang punya sejarah dan budaya yang khas. Masyarakat kita toleran, egaliter, punya kebudayaan tulung tinulung dan gotong royong.” ucapnya.
Semangat yang sama digaungkan oleh Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, saat tirakatan di Padukuhan Sewon, Timbulharjo. Ia mengingatkan bahwa masyarakat Bantul adalah keturunan pejuang yang mewarisi DNA satria. Karena itu, generasi muda harus dipersiapkan menjadi tulang punggung bangsa di masa depan. “Tugas anak-anak adalah sekolah, belajar, dan mengaji, mempersiapkan diri menyongsong Indonesia Emas 2045,” pesannya.
Puncak tirakatan berlangsung di Rumah Dinas Bupati Bantul, sekaligus dilakukan doa lintas agama sebagai inti acara. Di hadapan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Bupati mengajak untuk melakukan introspeksi terhadap kinerja pemerintah selaku pemegang amanat negara. Sebab di era demokrasi semakin kuat, tuntutan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik pun turut menguat. Karenanya pemerintah harus terus belajar dari berbagai kejadian.
“Pada hakekatnya hampir seluruh OPD kita adalah OPD pelayanan publik. Sehingga ke depan, dalam jangka pendek ini, kita harus kembali mendisiplinkan diri dan seluruh sivitas yang ada di OPD agar tidak mengecewakan masyarakat sehingga apa yang menjadi tuntutan masyarakat dapat kita penuhi,” pesan Halim.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir menjelang peringatan kemerdekaan ke-80 RI, kegiatan ditutup dengan apel kehormatan dan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Bantul. Kegiatan tersebut menjadi momen untuk menundukkan kepala dan mengingat kembali jasa para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan bangsa. (Jhn)