Naskah Kuno Nusantara, Jejak Peradaban yang Perlu Dijaga

Naskah kuno Nusantara bukan sekadar lembaran usang berisi tulisan tangan, melainkan warisan budaya bangsa yang menyimpan nilai sejarah, sastra, ilmu pengetahuan, dan kearifan lokal yang sangat tinggi. Melalui naskah-naskah kuno inilah jejak peradaban, pemikiran leluhur, hingga rekam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat di masa lampau dapat dikenali.

Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan ini mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul untuk menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Identifikasi dan Pendaftaran Naskah Kuno Nusantara di Hotel Grand Rohan, Rabu (20/08/2025). GKBRAA Paku Alam atau yang biasa disapa Gusti Putri turut hadir dalam acara ini sebagai salah satu narasumber. 

Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantul, Sukrisna menegaskan, pelestarian naskah kuno tidak boleh berhenti pada penyimpanan saja. 

“Identifikasi, pendaftaran, hingga edukasi kepada masyarakat sangat penting agar naskah tidak punah dan tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran dan penelitian,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, sebanyak 25 peserta yang terdiri atas pemilik dan pengelola naskah, akademisi, peneliti sejarah dan sastra, perangkat daerah, serta pemustaka bersama-sama menggali potensi naskah kuno di Bantul. Sejumlah manuskrip, babad, hingga kitab keagamaan berhasil diidentifikasi. Lebih dari itu, forum ini juga bertujuan untuk membentuk jejaring komunikasi antara pemilik naskah, kalangan akademisi, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul agar kerja pelestarian dapat berjalan berkesinambungan. Para peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang teknik dasar menyimpan, merawat, dan mendokumentasikan naskah.

Bupati Bantul yang hadir membuka kegiatan menekankan bahwa naskah kuno adalah bagian penting dan vital bagi peradaban yang seringkali terabaikan. Menurutnya, Kabupaten Bantul adalah daerah yang memiliki potensi sangat besar menyimpan naskah-naskah kuno.

“Boleh jadi ada puluhan bahkan ratusan naskah kuno yang tersimpan di Bantul dan belum kita temukan. Naskah-naskah itu adalah obor yang menuntun kita memahami asal-usul dan kebudayaan kita. Tanpa upaya pelestarian, kita bisa kehilangan jejak-jejak berharga para pendahulu,” tegasnya.

Ke depan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantul berkomitmen menjalin kerja sama dengan masyarakat Keraton Pakualaman, komunitas pelestari naskah kuno, hingga kalangan akademisi. Upaya ini diharapkan mampu memastikan warisan berharga tersebut tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang sebagai sumber ilmu dan refleksi kebudayaan. (Ans)

 

Berbagi:

Pos Terbaru :