Bupati Bantul Terima Audiensi Sakuranesia, Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Budaya

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menerima audiensi dari Komunitas Sakuranesia di Pendopo Rumah Dinas Bupati, pada Minggu (24/8/2025). Pertemuan ini diikuti oleh 26 pengusaha Jepang yang tergabung dalam komunitas tersebut, dipimpin oleh Tovic Rustam dan Tomomi Sakura Ijuin.

Audiensi berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi. Diskusi antara Pemerintah Kabupaten Bantul dan Komunitas Sakuranesia membahas potensi kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif. Bantul saat ini tengah berfokus pada pengembangan pendidikan berbasis kreativitas, terutama di bidang industri dan ekonomi kreatif. Upaya ini dilakukan agar daya kreativitas mampu menghidupi warga Bantul dan menumbuhkan perekonomian, yang pada akhirnya meningkatkan  kesejahteraan masyarakat Bantul.

Bupati Bantul menyampaikan bahwa daerahnya memiliki kekayaan budaya yang masih terjaga, sebagai warisan kebudayaan Kerajaan Mataram. Ia menegaskan bahwa meski Bantul minim sumber daya alam, kreativitas masyarakatnya tinggi, terutama dalam bidang seni, industri, pertanian, dan pariwisata. Karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan Bantul sebagai Kota Kreatif.

“Bantul memiliki banyak sekolah seni dari berbagai tingkatan. Bantul bahkan dijuluki sebagai pintu gerbang budaya istimewa oleh Gubernur DIY. Kami berharap kehadiran para pengusaha Jepang dapat membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua bangsa,” tutur Halim.

Dalam kesempatan ini, founder Sakuranesia, Tovic Rustam, menyambut baik ajakan tersebut. Dalam sambutannya ia mengapresiasi kesigapan Pemerintah Bantul. Menurutnya pertemuan ini adalah langkah kolaborasi yang luar biasa. Ia yakin bahwa kolaborasi ini tidak hanya sekedar narasi, namun akan ditindaklanjuti secepat mungkin.

“Kami semakin bersemangat untuk berkolaborasi, khususnya dalam pendidikan dan event kebudayaan. Jika ada yang perlu dikomunikasikan terkait peluang kerja dan investasi ke Jepang, Sakuranesia siap menjembatani,” ucap Tovic. 

Sementara itu, Sakura Ijuin yang juga merupakan founder Sakuranesia,menyampaikan bahwa para pengusaha Jepang hadir dengan semangat untuk berkontribusi nyata. Menurut Sakura, orang Jepang sulit mengungkapkan ekspresi, namun semangat mereka tercermin dalam tindakan. Sehingga kunjungan ke Bantul ini merupakan ungkapan keseriusan para pengusaha Jepang untuk berkolaborasi dengan Pemkab Bantul. 

“Hari ini bersama saya ada 26  pengusaha Jepang. Mereka semua berupaya meningkatkan kekuatan Jepang di bidangnya sekaligus berkontribusi menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik,” ujar Sakura. 

Usai pertukaran cinderamata, beberapa pengusaha Jepang menyampaikan ide-ide mereka terkait kerja sama. Salah seorang di antaranya memiliki visi untuk memasyarakatkan batik di Jepang, sehingga motif batik yang diinginkan adalah desain motif khas Jepang namun diproduksi perajin Bantul. Selain itu, Sakuranesia juga tertarik untuk bekerja sama dalam event-event kebudayaan khususnya karnaval. 

Sebagai bentuk kepedulian sosial, dalam kesempatan tersebut Komunitas Sakuranesia juga memberikan bantuan berupa peralatan drumband kepada Pondok Pesantren Ali Marzuqi di Karang Kulon, Imogiri. Dengan adanya audiensi ini, diharapkan terjalin kerja sama yang lebih erat antara Jepang dan Indonesia, khususnya melalui keterlibatan aktif para pelaku usaha dan komunitas budaya dari kedua negara. (Jhn)

 

Berbagi:

Pos Terbaru :