Gus Ipul Lepas Ekspor Rp 1,1 Miliar Produk Kerajinan KPM, Bantul Siap Menyusul

Kolaborasi Kementerian Sosial dengan PT. Out of Asia berhasil mengekspor lima kontainer berisi produk kerajinan karya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ke Amerika Serikat pada Selasa (09/09/2025). Bertempat di kawasan pabrik PT. Out of Asia, Pajangan, Bantul. Seremoni pelepasan ini dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf. Juga hadir dalam acara tersebut puluhan penerima KPM sekaligus perajin produk yang didominasi oleh wanita.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Mira Riati Kurniasih, dalam laporannya menyatakan bahwa program pemberdayaan ini merupakan respon strategis terhadap meningkatnya pasar global untuk produk kerajinan Indonesia. Kemensos menangkap peluang ini sebagai instrumen pengentasan kemiskinan yang produktif dan berkelanjutan.

“Program ini sudah dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari Maret-September dan melibatkan 350 KPM di Gunungkidul, Banyumas, dan Wonosobo,” ungkap Mira.

Lebih lanjut, Mira memaparkan bahwa pada bulan September, KPM telah menghasilkan 12.422 produk dengan nilai Rp 1,1 miliar. Jika ditotal dari bulan Maret hingga September, maka nilai total produk yang dihasilkan KPM adalah kurang lebih sebesar Rp 13 miliar. Dengan potensi ini, Kemensos berharap agar program kolaborasi ini semakin luas menyasar daerah kantong kemiskinan sehingga menghasilkan output masyarakat yang berdaya dan lebih mandiri.

Harapan ini diamini oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Dalam kesempatan ini Halim turut mengapresiasi upaya kolaborasi pemerintah, pengusaha, serta KPM hingga mampu menembus pasar Amerika Serikat. “Ini adalah capaian yang menggembirakan di mana KPM yang selama ini menerima bantuan bisa di-upgrade menjadi masyarakat yang lebih produktif,” ungkapnya.

Halim juga menyatakan bahwa Bantul memiliki potensi yang besar untuk pengembangan program pemberdayaan serupa. Ia mengaku berencana mendayagunakan pohon pisang sebagai bahan pembuat kerajinan. Diketahui sejak tahun 2017, sektor ekonomi kreatif dengan subsektor kriya di Bantul telah mendapat pengakuan. Pada tahun 2023 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mengakui bahwa Bantul merupakan kabupaten yang PDRB-nya didominasi oleh sektor industri dan sub sektor kriya. Sehingga bukan tanpa alasan Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial RI, menawarkan program pemberdayaan KPM untuk Bantul.

“Gus Ipul melakukan satu penawaran, bagi Bantul, karena sudah dicoba di beberapa kabupaten. Bantul ini tempatnya pengembangan ekonomi kreatif. Kemensos mencoba mengentaskan kemiskinan terutama di lingkungan KPM untuk dikolaborasikan dengan perusahaan eksportir, salah satunya PT. Out of Asia,” jelas Halim.

Direktur PT. MAP sekaligus Presiden Direktur PT. Out of Asia, Handaka Santosa, menjelaskan bahwa perusahaan yang dikelolanya memang memiliki fokus membina pengrajin. Dalam program pemberdayaan KPM ini, menurut Handaka, PT. Out of Asia tidak hanya menyelenggarakan workshop, namun juga mengupayakan agar pengerjaan kerajinan dapat dilakukan di rumah atau kelompok masing-masing. Ia juga memberikan apresiasi atas kegigihan KPM mengingat produk mereka dapat diekspor di tengah suasana perang tarif.

Dalam sambutannya, Mensos RI, Gus Ipul menyatakan komitmen Kemensos untuk mencarikan lebih banyak mitra ataupun offtaker untuk memberdayakan KPM melalui ekspor produk. Hal ini perlu ditekankan mengingat ketatnya persaingan di kancah global, baik persaingan akibat perang tarif maupun persaingan dengan produk kerajinan dengan negara Asia lainnya. “Intinya di sini kerja sama kolaborasi membangun kebersamaan, supaya kita memiliki produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan untuk kepentingan ekspor,” terang Gus Ipul. 

Gus Ipul berpesan kepada para penerima manfaat untuk melakukan tiga hal dalam upaya meningkatkan ekonomi. Pertama adalah meningkatkan keterampilan, kedua adalah memperkuat aset melalui bantuan modal, ketiga adalah memperkuat akses pasar misalnya melakukan kerja sama dengan perbankan maupun usaha lain.

Para penerima manfaat yang mengikuti program pemberdayaan ini mengaku senang. Nur Hayati dari Saptosari, Gunungkidul misalnya, ia awalnya mengikuti pelatihan di balai desa kemudian mulai membawa enceng gondok ke rumahnya. Sebelumnya ia juga mendapat bantuan PPSE dan dimanfaatkan untuk membeli kambing. Saat ditanyai Gus Ipul terkait pengelolaan, ia mengaku tidak lelah.

“Semua senang karena menikmati dari hati. Saya tidak terpaksa karena sangat membantu. Harapan semoga soal anyaman masih terus jadi bisa membantu perekonomian dan teman-teman,” tutur Nur Hayati. 

Usai pemberian sambutan dan berbincang dengan KPM, Gus Ipul melakukan penandatanganan sampel produk dan surat jalan ekspor, dilanjutkan dengan flag off sebagai tanda pelepasan ekspor. PT. Out of Asia sendiri merupakan salah satu offtaker yang bekerja sama dengan Kemensos. Perseroan ini memiliki usaha di bidang ekspor kerajinan atau craft terutama dengan bahan alam seperti kayu, enceng gondok, rotan, maupun bebatuan. (Jhn)

 

 

Berbagi:

Pos Terbaru :