Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-54 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di Kabupaten Bantul tahun ini tidak hanya meriah, tetapi juga penuh makna sosial. Kegiatan yang digelar pada Jumat (21/11/2025) di Lapangan Paseban ini diikuti oleh ratusan ASN se-Kabupaten Bantul dengan mengusung tema “Bersatu, Berdaulat, Bersama KORPRI Mewujudkan Indonesia Maju.”
Selain jalan sehat dan lomba, ada yang lebih menarik dalam acara ini yakni gerakan pengumpulan telur oleh para ASN. Dalam kegiatan tersebut, setiap ASN diwajibkan membawa telur untuk penanggulangan stunting. Hasil pengumpulan sebanyak 25,5 krat kemudian disalurkan kepada anak stunting dan keluarga resiko stunting di tujuh kapanewon di Bantul. Langkah ini merupakan wujud nyata dukungan terhadap program percepatan penurunan stunting melalui upaya pemenuhan gizi.
Wujud kepedulian KORPRI juga tampak dalam aksi donor darah yang dikoordinasikan oleh PMI Bantul. Kegiatan ini digelar dalam dua sesi dengan target awal 100 peserta. Namun dalam pelaksanaannya, animo peserta kegiatan melebihi ekspektasi sehingga diperoleh 126 pendaftar. Dari jumlah tersebut 96 di antaranya dinyatakan lolos dan bisa diambil darahnya.
Aksi pengumpulan telur dan donor darah ini sejalan dengan pesan Sri Sultan Hamengkubuwono X yang disampaikan oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Dalam sambutannya ia menekankan pesan bahwa amanah sebagai abdi negara bukan hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menumbuhkan kepedulian dan kontribusi sosial yang berdampak nyata. “KORPRI/ASN/birokrasi bukan kumpulan pekerja kantoran. KORPRI adalah kumpulan dari insan-insan peradaban yang sarat dengan empati dan peduli,” tuturnya.
Selain berpesan tentang kepedulian, Halim juga menyampaikan agar KORPRI selalu menjaga kesehatan dan kebahagiaan agar bisa memberikan kinerja optimal. Menurutnya kinerja optimal akan menghasilkan produktivitas tinggi, sehingga tujuan program-program pemerintah dapat tercapai.
“Seluruh anggota korpri haruslah sehat, haruslah bahagia. Karena kalau tidak sehat dan tidak bahagia, kita tidak mungkin bisa bekerja secara optimal. Akhirnya program-program kita ini tidak berjalan sesuai tujuan.” pesan Halim. (Hahn)
