Stunting, stunting, dan stunting. Isu ini tidak bosan-bosannya mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebab stunting masih menjadi tantangan serius yang tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif, produktivitas di masa depan, dan kualitas sumber daya manusia. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, saat mengukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Ruang Mandala Saba Madya, Kamis (27/11/2025).
“Percepatan penurunan stunting menjadi agenda prioritas yang memerlukan kerja terpadu lintas sektor, dari tingkat kabupaten hingga kalurahan. Pengukuhan TPPS hari ini merupakan langkah penting untuk memperkuat koordinasi, konvergensi program, dan efektivitas intervensi,” ujar Aris.
Aris menambahkan, melalui TPPS, diharapkan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program penurunan stunting di Kabupaten Bantul dapat berjalan lebih terarah, terukur, dan akuntabel.
“Dan yang penting, keberhasilan penurunan stunting tidak hanya ditentukan oleh program yang baik, tetapi juga oleh komitmen dan kolaborasi semua pihak. Diperlukan integrasi data, sinergi antarperangkat daerah, dan komponen lainnya. Tingkat akar rumput juga tak kalah penting karena mereka lah garda depan dalam pendampingan keluarga berisiko stunting,” tutur Aris.
Di saat bersamaan, penguatan Quick Wins penurunan stunting di Kabupaten Bantul dimaksudkan sebagai rangkaian langkah cepat dan berdampak langsung kepada sasaran utama yang berisiko stunting.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bantul, Ninik Isttarini, Quick Wins penurunan stunting adalah program-program prioritas yang berfokus pada tindakan cepat dan terpadu untuk penurunan angka stunting. Terdapat lima program prioritas dari Quick Wins, yakni Genting (gerakan orang tua asuh cegah stunting), Tamasya (taman asuh sayang anak), Gati (gerakan ayah teladan Indonesia, Sidaya (lansia berdaya), dan Super Apps (pemanfaatan teknologi terintegrasi).
“Misalnya untuk program Genting. Ini adalah bentuk kepedulian kolektif. Maka dibentuklah TPPS,” ujar Ninik.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Tim Kerja Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, Mustikaningtyas, menyebut program Genting merupakan intervensi keluarga rentan stunting untuk bantuan yang sesuai kebutuhan. Dalam program ini, kolaborasi kader posyandu, influencer parenting, psikolog anak, dokter spesialis anak, LSM, dan pemerintah daerah sangat penting dalam pencapaian program ini. (Els)




