Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menghadiri launching Operasi SPPG Polri yang digelar di Argorejo, Sedayu, pada Senin (29/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian groundbreaking serentak 436 SPPG Polri di seluruh Indonesia, yang diikuti secara daring.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Regional Yogyakarta, Gagat Widyatmoko, menyampaikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program strategis nasional yang gagasannya telah muncul sejak sekitar 20 tahun lalu. Program ini lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pemenuhan gizi, yang berdampak langsung pada kesehatan serta kemampuan kognitif generasi masa depan.
“Gizi sangat mempengaruhi perkembangan otak manusia, mulai dari cara menyerap dan mengolah informasi, hingga kemampuan mengambil keputusan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gagat menjelaskan bahwa peran SPPG tidak hanya sebatas mendistribusikan makanan, tetapi juga memastikan terpenuhinya standar gizi bagi kelompok sasaran penerima manfaat. Sesuai Perpres Nomor 83 Tahun 2024, penerima manfaat MBG mencakup ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta peserta didik mulai dari prasekolah hingga SMA.
Di wilayah Yogyakarta, saat ini terdapat 322 SPPG, dengan 262 di antaranya telah beroperasi. Seluruh SPPG tersebut melayani sekitar 565.000 penerima manfaat di kabupaten dan kota se-DIY. Untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, BGN menerapkan analisis critical control point serta sistem grading terhadap SPPG, sekaligus mendorong sertifikasi sanitasi dan higienitas.
Sementara itu, dalam sambutannya, Kapolda DIY Anggoro Sukartono menyampaikan bahwa capaian pembangunan SPPG Polri di DIY telah melampaui target tahun 2025, dengan 27 titik yang mulai dibangun.
“Pada 2026, target kami mencapai 50 titik di DIY dan akan diakselerasi melalui kerjasama dengan berbagai mitra hingga mencapai 100 titik SPPG,” jelasnya.
Kapolda menambahkan bahwa SPPG Polri diharapkan dapat menjadi role model dalam penyajian makanan yang aman, steril, dan berkualitas bagi para penerima manfaat. Ia mencontohkan SPPG Sentolo yang dijadikan pilot project dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat. Standar tersebut tidak hanya mencakup keamanan pangan, tetapi juga pengelolaan limbah, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), serta penyaringan minyak goreng secara berkala. Ia menegaskan agar SPPG tidak membuang limbah yang dapat merugikan masyarakat.
Ditemui usai acara, Bupati Bantul menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Polri yang telah membangun infrastruktur SPPG dengan standar higienitas yang baik, baik dari sisi proses maupun peralatan.
“Ini menyangkut keamanan pangan yang harus kita jaga ketat agar penerima manfaat bisa mendapatkan konsumsi makanan yang higienis, menyehatkan dan memiliki dampak positif bagi tumbuh kembang mereka,” pungkas Halim. (Hahn)



