Mari kita cegah penularan infeksi Covid-19 bersama-sama, tanpa peran serta masyarakat pencegahan Covid-19 di Kabupaten Bantul mustahil bisa terlaksana dengan baik, Pemkab Bantul mendorong masyarakat bersama-sama mencegah terjadinya penularan.
Pelaksanaan Rapid Test massal di tempat pelayanan umum telah dilakukan, dan ini tidak berhenti samapi di sini, secara periodik Pemkab Bantul melalui Dinas Kesehetan dan Satgas Covid-19 akan melaksanakan Rapid Test dan Swab Test massal.
Kampanye sosialisasi pemakaian masker massif dilaksanakan tim gabungan Pemkab Bantul, melalui Perbup Adaptasi Kebiasaan Baru merupakan payung hukum bagi aparat untuk menegakkan pelaksanaan Prootokol Kesehatan.
Operasi gabungan menyasar masyarakat yang kedapatan tidak mengenakan masker di tempat umum, sanksi dari teguran, hukuman ringan hingga denda dilkaksanakan di tempat-tempat umum, seperti jalan raya, pasar dan kawasan wisata, serta tempat-tempat terjadinya kerumunan massa.
Bagi banyak orang pelepah pisang tak ubahnya limbah yang tidak berharga. Namun, lewat sentuhan tangan Yohani Paliyadi warga Nglarang Kraton, Mulyodadi, Bambanglipuro gedebog atau debog pisang bisa menjadi karya seni lukis bernial jual tinggi.
Menurut penuturan Paliyadi, Ide kreatifnya muncul sejak lama, namun ia baru mengembangkannya sekitar 3 tahun belakangan berebekal belajar otodidak dari internet.
Proses pembuatan diawali dengan, pelepah pisang yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, kemudian digunting pelepah pisang tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah itu baru pelepah pisang tadi ditempelkan ke sebuah papah atau triplek dan dibentuk menyerupai sebuah lukisan.
Hasilnya fantastis, beragam bentuk lukisan sudah dibuat pria berumur 35 tahun ini. Mulai lukisan tokoh nasional seperti Gus Dur, pemandangan alam, sampai obyek bangunan.
“ Memang dulunya pelepah pisang dipakai buat melapisi kotak kado, saya pikir kok bagus, terus coba kembangkan buat ditempel di papan dan dibentuk lukisan,” ujarnya.
Melukis dengan teknik menempel pelepah pisang dikatakannya butuh kesabaran. Pasalnya pelepah pisang tidak bisa asal tempel, namun harus menyesuaikan warna agar timbul gradasi pada hasil akhirnya.
“ Untuk harganya bervariasi, paling murah itu Rp.400 ribu, kalau yang mahal sampai Rp. 1 jutaan, terantung dari bentuk dan ukuran media, ” katanya.
Adapaun untuk penjualan, selain membuka galeri di rumahnya, ia juga berjualan lewat online dan sempat mengikuti berbagai pameran tingkat kabupaten sampai provinsi. Penjualan lukisan Palyadi sendiri saat ini masih menyasar pasar lokal, namun ia ingin suatu saat lukisannya bisa dikenal sampai mancanegara.
Salah satu warga yang merasakan dampak langsung adanya virus corona, yaitu Nugroho (37) yang merupakan ayah satu anak dengan profesi sebagai karyawan pengrajin perak di bilangan Kota Gede. Banyak karyawan yang bekerja secara shift/paruh waktu yang menyebabkan pendapatan mereka menjadi berkurang.
Untuk memenuhi kebutuhan, tentu masyarakat harus memutar otak bagaimana agar tetap dapat membiayai kehidupan keluarganya.
Semula Nugroho hanya akan membuka bisnis dibidang kerajinan perak saja karena daerahnya memang terkenal dengan hasil perak yang memukau para wisatawan datang berkunjung.
Namun karena adanya keterbatasan modal, akhirnya Nugroho memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis tersebut. Dengan tekad yang kuat, dia mencari alternatif lain yang muncul dari inspirasinya menonton video youtube untuk membuat push bike. Nugroho pun memulai bisnis tersebut dengan ditemani sang istri tercinta mendesain push bike dari bahan Kayu Jati Belanda.
Awalnya, bisnis push bike dipublikasikan/dipasarkan melalui sosial media facebook dan instagram dan kini merambah juga di jual beli online Shoppie.
Dengan keunikan yang dimiliki, mengundang rasa penasaran dari media cetak dan youtuber pula untuk mengunjungi rumah produksi push bike yang berada di Manggisan, Baturetno, Banguntapan.
Bisnis rumahan yang tak tepikirkan kini telah berkembang hingga menembus pasar luar daerah dengan kisaran harga mulai 200 hingga 350 ribu rupiah.
Jogja Youth Farming merupakan Unit Usaha Produktif (UEP) yang dikelola oleh Karang Taruna "Taruna Yodha" Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Program ini utamanya bergerak pada bidang pertanian yang digawangi oleh anak-anak muda desa Argomulyo. Namun tak hanya itu, Jogja Youth Farming juga melakukan daur ulang sampah non organik untuk dijadikan kerajinan yang layak pakai guna mengurangi sampah. Buat kalian yang tertarik untuk belajar bisa loh cek Instagram @jogjayouthfarming atau hubungi 085868763218. Follow Us On: Instagram: @pembkabbantul Twitter: @pemkabbantul Facebook: Pemkab Bantul Youtube: youtube.com/c/BantulTV Web: bantulkab.go.id Jangan lupa Like, Subscribe, and Comment #Bantul #BantulTV #Projotamansari #MakaryoMbangunDeso
Bunga Telang merupakan tanaman yang dapat dengan mudah tumbuh di pekarangan rumah sehingga mampu memberikan tambahan penghasilan apabila dapat memproduksinya secara baik dan benar. Budidaya Bunga Telang nyatanya merupakan usaha yang cukup menggiurkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di era pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum berakhir.
Sementara terdapat banyak manfaat yang dipeoleh dari Bunga Talang. Menurut Danang, Bunga Telang ini bermanfaat sebagai anti oksidan, menurunkan kadar gula tubuh, menurunkan darah tinggi. Selain itu, Bunga Telang juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan alami, bahan aditif madu, produksi sabun, dan handsanitizer.
Kerjasama Diskominfo Bantul dan Bank BPD DIY Cabang Bantul dalam Penerimaan Retribusi Online Pengend
Diskominfo Bantul telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama penerimaan pembayaran retribusi pengendalian menara telekomunikasi secara online. Perjanjian kerjasama ini dihadiri oleh beberapa pihak yang terlibat seperti Direktur Bank BPD DIY Cabang Bantul, Kepala Diskominfo Kabupaten Bantul, Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Bantul, dan Sekretaris Diskominfo Kabupaten Bantul.
Bertempat di Kedai Kopi Nata Damar, Hutan Pinus Sari Mangunan perjanjian kerjasama ini diharapkan mampu mempermudah para masyakarat untuk melakukan pembayaran secara online ditengah pandemi Covid-19 mengingat uang merupakan salah satu media penyebaran atau penularan dari Covid-19. Bank BPD DIY Cabang Bantul dipercaya oleh Diskominfo Kabupaten Bantul sebagai fasilitator dalam hal pembayaran. Bank BPD DIY merupakan salah satu bank yang merencanakan produk-produk digital. Produk-produk digital ini dirancang untuk seluruh masyarakat pengguna layanan perbankan khususnya nasabah Bank BPD DIY agar mereka bisa menikmati berbagai macam kemudahan dalam sistem pembayaran.
“ Produk digital yang diciptakan ini merupakan salah satu cara dan upaya untuk melakukan pencegahan Covid-19. Selain itu hal ini juga akan memberikan kemudaahan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai macam pembayaran seperti pembayaran pajak bumi dan bangunan, pembayaran PDAM, dan fasilitas-fasilitas umum yang bersama dengan kami. Diharapkan masyarakat lebih mudah untuk bertransaksi dan melakukan pembayaran apapun melalui mobile banking, ” kata Arief Budiman Dirut BPD DIY Cabang Bantul.
Dengan adanya perkambangan zaman, kondisi menara telekomunikasi setiap tahun terdapat peningkatan. Sehingga dengan adanya kerjasama retribusi secara online tentunya diharapkan dapat memudahkan dari sisi operator provider yang ada di Bantul dan memudahkan pemasukan agar lebih mudah dan teliti. Dalam interview yang dilakukan bersama dengan Kepala Dinas kominfo Kabupaten Bantul Ir. Fenty Yusdayati, MT menyatakan bahwa tujuan diadakan kerjasama ini adalah agar memudahkan para provider untuk membayar kewajiban provider terhadap kontribusi menara telekomunikasi yang ada di Bantul.
“Mina Barokah Gunturan” merupakan nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang terletak di Gunturan Triharjo, Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan mulai berdiri pada 23 April 2017. Menurut Bambang Iswanta, kelompok budidaya ikan ini terinspirasi dari salah seorang warga ketika menyambangi kampung gurameh di Kretek. “ Suatu saat kami mengumpulkan ibu-ibu dan bapak-bapak di serambi masjid dengan mengundang ketua kelompok yang ada di Kretek. Setelah itu, karena belum puas dengan penjelasan dari bapak tersebut kemudian kami langsung menuju TKP dalam artian praktik langsung melihat keadaan kampung disana. Ternyata benar, disana hampir setiap rumah ada kolam maka disebut kampung gurameh, ” tutur Bambang Iswanta.
Karena memahami secara langsung mengenai budidaya gurameh, kemudian kelompok Pokdakan mempunyai ide yang sama untuk membuat perkumpulan membudidayakan ikan dengan mengandalkan dari biaya saku sendiri. Apalagi menurut penuturan Narto sebagai ketua kampung gurameh di Kretek, budidaya ikan sangat mudah dan murah dengan hanya mengandalkan makanan hijau daun dan makanan altertanatif yaitu pelet yang dapat ditemukan dimana saja.
Rencana awal, Pokdakan akan membuat kolam berukuran 4 x 6 dengan diisi ikan sebanyak 300 ekor. Ikan tersebut dipelihara dalam kurun waktu 5 hingga 7 bulan dengan ukuran ikan yang semula hanya 3 ruas jari kini sudah semakin besar. Mereka kemudian berencana mengembangkan budidaya ikan gurameh dari pembesaran ke pembibitan. Hal tersebut lantaran proses pembesaran dirasa menunggu waktu yang lama sehingga mereka berusaha mencari bibit ikan sampai ke daerah lain, yaitu Purwokerto. Setelah mencoba pembibitan ternyata lebih menguntungkan daripada pembesaran.
” Dari Purwokerto kita ambil telur melalui bis dalam artian kami pesan lalu COD di Dongkelan untuk mengambil telur tersebut. Setelah diambil, kami taruh bibitnya ke ember yang sudah disediakan dirumah hingga menetas, lalu barulah dipindah ke kolam. Ketika sudah berada di kolam, akan diberikan cacing sutra hingga pada umur 3-4 minggu baru diberikan makanan pelet, ”ucap Bambang. Selain pembibitan dan pembesaran, Pokdakan menyediakan gurameh yang siap dikonsumsi jika ada yang menginkannya.
Jamu tradisional dengan komposisi herbal mampu meningkatkan imunitas tubuh, utamanya jika dikonsumsi secara berkala. Besarnya manfaat ramuan herbal ini ditekankan Puskesmas Bangungtapan II dengan memberi pelatihan pembuatan jamu herbal kepada masyarakat
Desa Banyusumurup di Kecamatan Imogiri dikenal sebagai Sentra Kerajinan Keris. Keberadaan para perajin keris di desa ini telah ada sejak nenek moyang, dan tetap lestari hingga saat ini. Semua itu tak lepas dari posisi keris sebagai benda budaya, yang kini lebih identik sebagai properti upacara adat atau ritus-ritus tradisi tertentu
Siapa yang tak kenal dengan Kabupaten Bantul ?
Kabupaten dengan satu juta pesona alam,seni, budaya, sorga kuliner, siap memanjakan anda dengan suasana penuh romantisme dan kebahagian
Bantul menyajikan sejuta pesona, penuh kenangan di dalam kehidupan anda.
Welcome to Bantul