Hadir dalam acara tersebut Dinas Perindustrian DIY, Bantul, Kantor Humas dan Informasi Bantul, Bagian Umum, Muspika Kecamatan Imogiri, Dekranasda DIY, dan masyarakat sekitar.
Dalam kesempatan tersebut juga diadakan dialog dengan perangkat desa, tokoh masyarakat dan perwakilan pengrajin batik, diantaranya Agus, Abdulrahman, Yamari yang mengeluhkan adanya kesulitan modal, pemasaran, pelatihan sehingga kesdlitan bersaing dengan batik dari luar daerah dan juga mohon bantuan pembinaan berupa kursus menjahit kusus pakaian batik.
Hafidz dalam tanggapannya mempersilahkan masyarakat untuk menghubungi kantor yang menangani baik lewat Diperindagkop, Koperasi, Kecamatan atau lainnya yang berkompenten dan nantinya dari DPD DPR RIyang akan mengawal aspirasinya. Senada Endang Rahayu dari Dekranasda Prop. DIY menambahkan pemasaran yang sulit karena lebih banyak persaingan model dan harga, untuk itu perlu dicari solusi bagiamana dapat memproduksi batik dengan model dan warna inovatif dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Di Desa Wukirsari Imogiri ada tiga dusun yang mengelola batik tulis yakni Cengkehan, Giriloyo dan Karangkulon yang terhimpun dalam 16 kelompok dengan mempekerjakan sekitar 500 orang.
Selesai pertemuan rombongan melanjutkan mengunjungi ke lokasi sentra pengrajin batik untuk melihat langsung hasil batik, kondisi dan fasilitas yang ada pada usaha masyarakat kecil tersebut dan hari Selasa (27/11) akan melanjutkan kunjungan ke sentra industri kulit Manding Trirenggo dan Sentra Kerajinan Gerabah di Kasongan Kasihan. (mwr)