Lebih lanjut Tatik menginformasikan bahwa peserta kegiatan seminar kali ini diikuti oleh semua unsur organisasi wanita yang ada di Kecamatan Bambanglipuro serta menghadirkan pula Lurah Desa, MUSPIKA Kecamatan Bambanglipuro, Pengurus FPK2PA Kabupaten Bantul dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul. Adapun narasumber seminar kali ini adalah Elysa Fatimah, SH dari Lembaga LIMORA Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Camat Bambanglipuro Nugroho Eko Setyanto menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh TP PKK Kecamatan Bambanglipuro dan TP PKK Desa se-Kecamatan Bambanglipuro. Nugroho mengharapkan kepada para peserta untuk dapat mewujudkan semangat emansipasi yang telah digelorakan oleh RA. Katini dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai seorang wanita. Secara kodrat laki-laki dengan perempuan tentulah berbeda, semangat emansipasi bukanlah emansipasi perempuan yang mendikotomikan laki-laki dan perempuan tetapi bagaimana perempuan bersama dengan elemen masyarakat yang lain bersama-sama bergerak untuk mengatasi ketertinggalannya, memperjuangkan penegakan HAM serta ikut berperan dalam menentukan kebijakan dibidang tugasnya masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama Elysa Fatimah, SH selaku narasumber dalam seminar ini mengemukakan tentang Potret Perempuan Menuju Cita-cita Kesetaraan dan Peningkatan Kualitas Hidup. Masih tingginya laporan terjadinya kasus-kasus kekerasan pada perempuan menjadi keprihatinan bersama, sebagaimana data Forum Penanganan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY Tahun 2009 terjadi 994 kasus naik dari 845 kasus pada tahun 2008 dan terus mengalami kecenderungan naik setiap tahun. Mencermati hal tersebut tanpa mengesampingkan banyak juga sisi positif dan keberhasilan sosok perempuan yang tampil sebagai wanita karier, tokoh politik dll maka perjuangan RA. Kartini masih harus diteruskan dan diperjuangkan melalui advokasi yang terus menerus untuk bersama-sama memperjuangkan peningkatan kualitas hidup perempuan di segala bidang menuju kesetaraan dan kemitraan dengan laki-laki. Perempuan mengambil peran advokasi untuk memperjuangkan dan memberdayakan dirinya dan perlu melibatkan laki-laki untuk menuju keadilan gender. (admin2)