Bupati Bantul Buka Pesona Budaya Bantul-Yogyakarta di TMII Jakarta Sendratari Dumadining Gerabah Jadi Sajian Utama

Bupati Bantul Drs. H. Suharsono membuka Pameran Kerajinan Produk Unggulan dan Pergelaraan Kesenian di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu malam, 19 Maret 2016.

Dalam sambutannya Bupati Bantul mengatakan bahwa Kabupaten Bantul memiliki posisi strategis dalam pariwisata dan kebudayaan di Yogyakarta. Kabupaten Bantul tidak bisa dipisahkan dai sejaraah kerajaan Mataram Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai situs peninggalan penting yang dapat menghubungkan mata rantai sejarah dari kerajaan Mataram. Kebudayaan tersebut sampai saat ini masih terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan masih hidupnya berbagaai seni budaya lokal maupun tata kehidupan yang mencerminkan budaya Ngayogyakarta Hadiningrat. Kabupaten Bantul juga merupakan cerminan keterpaduan antara dunia modern dan budaya tradisional.

Kami berharap melalui acara Pesona Budaya Nusantara ini para duta besar Negara sahabat dapat berkunjung ke Bantul ungkap Bupati Bantul

Sementara itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Assisten Perekonomian dan Pembangunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ir. Gatot Saptadi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan apresiasi yang cukup mendalam untuk Kabupaten Bantul atas terselenggaranya kegiatan Pesona Budaya tersebut. Gubernur berharap perkembangan kesenian perlu terus dikembangkan. Pengrajin perlu sering diikutsertakan dalam pameran. Perkembangan industri kerajinan sangat potensial untuk dikembangkan dan dikelola agar dapat memenuhi standar kualitas internasional agar dapat merebut pangsa pasar dan bersaing dengan Negara lain, khususnya dalam menghadapi pasar global saat ini. Diharapkan pameran seperti ini sering diselenggarakan selain guna menghargai para pengrajin juga mampu mengenalkan industry kerajinan dari wilayah setempat.

Pameran Kerajinan Produk Unggulan dan Pergelaran Kesenian tersebut sejatinya merupakan rangkaian kegiatan Pesona Budaya Nusantara di TMII yang sudah rutin dilaksanakan setiap tahun oleh Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergiliran antara kabupaten dan kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk tahun 2016 ini Kabupaten Bantul mendapat giliran untuk mengisi kegiatan tersebut.

Acara yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta di Jakarta bekerjasama dengan Kabupaten Bantul tersebut meliputi pameran kerajinan dan makanan khas Bantul serta pergelaran kesenian. Kegiatan dimulai dengan penerimaan delegasi Kabupaten Bantul oleh Manager TMII dilanjutkan pembukaan pameran pada Sabtu siang, selanjutnya acara dilanjutkan pada Sabtu malam berupa pergelaran kesenian.

Tidak kurang 500 tamu undangan hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Duta Besar Negara Inggris, Palestina, Cina, Tunisia, Mongolia, Libanon, Yordania, dan beberapa perwakilan negara sahabat lainnya, perwakilan bupati dan walikota se DIY, pimpinan TMII dan warga Jakarta yang berasal dari Bantul.

Moment yang cukup penting ini tentunya dimanfaatkan Kabupaten Bantul untuk menggelar potensi yang dimiliki baik di bidang kerajinan seperti batik kayu, batik tulis, keris, kerajinan dari kulit dan blangkon, disajikan pula makanan khas Bantul (emping mlinjo, geplak, wedang uwuh) hingga pentas kesenian lewat beberapa seni tari yang ditampilkan.

Tari Selamat Datang Bambangan Cakil dijadikan kesenian pembuka pada malam pesona budaya tersebut, Tari ini menceritakan tentang tahta dan kedudukan. Dur angkara sering menjadikan watak dalam kesombongan. Tetapi keikhlasanlah yang selalu menjadi kemenangan. Ini digambarkan dalam watak Bambangan Cakil yang angkara murka. Bahwa pada akhirnya watak angkara murka akan terkalahkan dengan kebaikan.

Sendratari Dumadining Gerabah menjadi pergelaran kesenian utama dalam Pesona Budaya tersebut. Sendratari ini menceritakan tentang di wilayah Bantul ada sebuah kampung yang bernama Kasongan, masyarakat sangat antusias dan kreatif dalam seni kerajinannya. Lemah lempung bagai makanan sehari-harinya. Kreatif, kreasi dan seni ada dalam benak mereka. Hasil karya seninya semakin berkembang, hingga sekarang masyarakat menyebutnya sebagai kampung gerabah.

Acara Pesona Budaya Nusantara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada Duta Besar Negara sahabat. (twa)

Berbagi:

Pos Terbaru :