Pelatihan bagi perajin kipas dusun Jipangan yang diikuti oleh 30 orang, perajin jamu gendong diikuti oleh 60 orang tersebut, keduanya dibuka secara resmi oleh Ka. Dinas Perindagkop Kab. Bantul Drs. Yahya mewakili Bupati Bantul. "Kami mengharapkan kepada para perajin agar dapat menggunakan teknologi yang lebih modern dalam berproduksi, agar dapat meningkatkan baik kualitas, kuantitas maupun dalam perekrutan tenaga kerja dengan memberdayakan keluarga dan warga sekitar yang masih menganggur. Hal tersebut diharapkan pula akan berdampak dalam mengantisipasi persaingan global, meningkatkan kesejahteraan dan dapat mengurangi pengangguran di Kabupaten Bantul, yang saat ini jumlahnya masih cukup besar." ujar Yahya.
Dikatakan pula bahwa saat ini produk kerajinan khususnya kerajinan kipas di Bantul mengadapi persaingan yang cukup berat. Kerajinan serupa yang ada di pasaran banyak pula berasal dari Tasikmalaya, sedangkan ditingkat internasional bersaing berat dengan produk dari Cina, yang harga dan mutunya tidak kalah menarik. "Untuk itu kami harapkan pula kepada para perajin untuk tetap mempertahankan keberadaanya serta untuk dapat memenuhi selera konsumen, sehingga konsumen tidak akan lari darinya." tambahnya.
Drs. Yahya menjelaskan bahwa kegiatan ini dibiayai dari APBD 2008, berupa dana rekonstruksi non perumahan, yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi pasca gempa.
Menurut laporan panitia Drs. Walqodri, MM, Kasubdin Perindustrian pada Disperindagkop Kab. Bantul mengatakan bahwa pelatihan diikuti oleh 30 perajin kipas. "Kami baru dapat memberikan pelatihan kepada sebagian dari perajin kipas yang ada, sementara perajin yang ada di dusun Jipangan berjumlah sekitar 100-an orang.
Sedangkan menurut laporan Kasubdin Koperasi Disperindagkop Ir. Sri Maryuantini, MM peserta pelatihan peningkatan teknologi perajin jamu gendong diikuti oleh 60 peserta warga dusun Kiring Canden Jetis, perajin yang ada sekitar 145 orang. Selesai pelatihan ini diserahkan peralatan produksi, masing-masing sebanyak satu set. (Sit)