Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Jati Bayu Broto, SH MM, di kantornya Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Komplek Manding Bantul, Selasa (11/4).
Jati mengungkapkan bahwa pada tri wulan pertama tahun 2017 ini pendapatan dari sektor pariwisata mencapai Rp. 3,6 miliar. Sedangkan pada tri wulan pertama tahun sebelumnya hanya mencapai Rp. 3 miliar. Padahal pada tri wulan pertama ini masuk dalam masa law session artinya sedikit hari libur. Sebetulnya melihat kondisi ini pihaknya hanya menargetkan pendapatan sebesar Rp. 2,3 miliar saja. "Kenyataan malah mendapat Rp 3,6 miliar, ya Alhamdulillah, berarti surplus Rp 1,3 miliar," terangnya.
Jati yakin peningkatan ini salah satunya dipicu oleh operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh Saber Pungli. Dengan operasi tersebut dikatakan Jati membuat petugas TPR berubah, sehingga pemasukan retribusi bisa maksimal. Disamping itu gencarnya petugas Dinas Pariwisata yang terjun ke lapangan akhir-akhir ini juga berpengaruh terhadap pencapaian tersebut. "Meskipun kita hanya ngaruhke, namun hal itu menjadi penyemangat bagi petugas TPR," tambahnya.
Walau begitu, Jati menilai untuk menutup semua kebocoran TPR cukup sulit. Karena TPR Parangtritis berada di akses jalan umum. Kadang ada beberapa yang lewat tidak bisa dimintai retribusi, karena mereka merupakan penduduk wilayah Pantai Parangtritis atau penduduk lain daerah seperti dari Gunung Kidul yang melintas sepulang dari bekerja.
Sementara anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bantul, Suradal mengapresiasi pencapaian retribusi dari sektor wisata tersebut. Menurutnya selain upaya penindakan, OTT yang dilakukan Tim Saber Pungli ini akan menjadi shok therapy bagi petugas TPR. "Buktinya pendapatan meningkat secara signifikan. Jadi kalau Tim Saber Pungli Mau OTT lagi jangan ragu-ragu. Operasi semacam ini penting," pungkasnya. (Sit)