Diskominfo Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Drs. Didik Warsito, M.Si menjadi Keynote speaker dalam Seminar Parenting MTs Negeri 5 Bantul (Matsamaba) yang digelar Sabtu (22/7) di Aula Kampus Hijau.
Menurut Waka Humas Joko Purwanto,S.Pd, Seminar Parenting mengambil tema Satukan hati mendidik putra putri wujudkan generasi berkualitas dan islami, diikuti orangtua/wali kelas 7 dan kelas 9 dengan narasumber Psikolog yang juga Dosen Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr. Nurus Sa`adah, S,Psi.,M.SI.,Psikolog dengan moderator Drs. Sutanto.
Dalam sambutannya Kepala MTsN 5 Bantul Drs. Miftakhul Bakhri menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada orangtua/wali yang telah hadir memenuhi undangan madrasah, hal ini sudah merupakan langkah kecil mendidik putra putrinya. Kegiatan parenting ini terselenggara sebagai jawaban atas respon Pemkab Bantul yang telah memberikan perhatian kepada madrasah.
Pemkab Bantul saat ini merasa prihatin terhadap prestasi UN SMP/MTs yang berada di posisi ketiga. Matsamaba sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang ada di Bantul juga merasa terpanggil untuk ikut mendongkrak prestasi peserta didiknya. Salahsatu upaya yang dilakukan adalah dengan mendatangkan orangtua/wali untuk duduk bersama mendapatkan pencerahan dari Disdikpora Bantul dan Psikolog.
Didik warsito menuturkan, ada tiga pilar dalam peningkatan kualitas pendidikan di Bantul yaitu : 1. Meningkatkan potensi pendidik dan partisipasi orangtua siswa 2. Meningkatkan metodologi pembelajaran 3. Memberikan prioritas kepada siswa yang 50% tertinggal di kelas.
Upaya meningkatkan potensi pendidik menjadi kewenangan Pemkab melalui Dinas Pendidikan, sedangkan upaya meningkatkan partisipasi orangtua siswa salahsatunya dengan seminar parenting yang digelar ini. Salahsatu kesalahan orangtua terlalu mempercayakan pengasuhan anak kepada sekolah/madrasah dan terkadang kurang memberikan perhatian ketika berada di rumah.
Kalo Matsamaba mau memberikan perhatian kepada siswa tertinggal yang 50% bisa dilakukan dengan memberikan perhatian khusus maupun dengan les tambahan, imbuh Didik.
Psikolog dari UIN Sunan Kalijaga Nurus Sa`adah memaparkan anak adalah tamu istimewa yang kita undang untuk hadir dalam kehidupan atas persetujuan Tuhan. Manusia lahir dalam keadaan suci, manusia lahir bukanlah sebagai kertas putih yang kosong melainkan jiwanya telah bersaksi akan keesaan Tuhan.
Secara naluriah anak suka dengan kelembutan, tenang pada saat mendapatkan sentuhan kasih sayang , takut pada suara keras, bersemangat dan pantang menyerah. Menjadi tugas orangtua selaku pendidik pertama dan utama memelihara potensi baik yang dimiliki anak.
Ada beberapa kesalahan yang dilakukan orangtua dalam mendidik, diantaranya : 1. Berbohong,maksudnya mungkin menakut-nakuti dengan mengatakan jangan meludahi sumur nanti bibirnya sumbing.
Padahal mestinya dikatakan jangan meludahi sumur karena sumur itu maknanya madrasah (sumber ilmu) tempat kita mencari ilmu. 2. Memberi label kepada anak kita, dengan mengatakan anak bodoh, anak nakal, anak manja,dll 3. Fokus pada dunia, membuat ukuran sukses anak dengan hal bersifat duniawi semata, padahal harus seimbang antara dunia dan akhirat. 4. Fokus pada kekurangan/ masalah 5. Mengancam tapi tidak melakukan 6. menanamkan hal yang salah 7. Menyuapi bukan memberi solusi,contohnya bila ada pekerjaan rumah orangtua cukup memberikan petunjuk saja dan bukan mengerjakan langsung. 8. Tidak memberi tanggungjawab, mestinya orangtua melatih anak sejak kecil untuk diberikan tanggungjawab meski hanya dalam hal sederhana.
Dan yang terpenting orangtua harus mengasuh putra putrinya dengan : keteladanan, mengingatkan, menjaga, memperbaiki bersifat konsisten & kongruen disertai kasih sayang dan sabar, sebab hakekatnya anak secara fitrah memilih potensi baik. Orangtua mestinya melatih anak dengan menanamkan sifat taat pada Allah Swt dan orangtua termasuk gurunya, selalu bersyukur terhadap apa yang dianugerahkan kepadanya, berupaya meningkat dalam kebaikan dan bermanfaaat bagi oranglain. Pungkas Nurus Sa`adah. (tan/diskominfo)