Pelaku UKM Harus Menguasai Ilmu Digital Bisnis, Jika Tidak Mau Ketinggalan UKM Lainnya

Diskominfo - Bisnis jaman now sudah semakin canggih dan mudah. Karena di era digital ini bisnis apa saja bisa dilakukan dengan cara online. Makanya pelaku UKM harus segera menguasai ilmu digital Bisnis, jika tidak mau ketinggalan dan tersisihkan.

Hal tersebut dikatakan oleh Azam Baihaqi dari Lazada Yogyakarta saat menyampaikan ilmunya berjudul Digital Marketing Strategis dan pelatihan bisnis online pada acara Workshop Peningkatan Daya Saing Industri di Era Revolusi Industri 4.0 ( Four Zero ) didepan 50 orang pelaku UKM di Kabupaten Bantul bertempat di Aula Bank Bantul, Rabu (11/7).

Apalagi DIY menjadi salah satu unggulan wisata di Indonesia, terang Baihaqi, saat ini para pebisnis di kota Yogyakarta beramai-ramai masuk dan fokus pada era digital bisnis. Apapun produk mereka di foto dan di up load di pasar online seperti lazada dan lainnya. Produknya akan dilihat lebih banyak orang di Indonesia bahkan di luar negeri. Jika semakin banyak order, maka mereka semakin berproduksi dan akan semakin banyak meraup keuntungan lewat pembayaran online pula.

Baihaqi memberikan tipnya pula, jika ingin produknya semakin dikenal banyak orang, maka bergabunglah dengan beberapa bisnis online, tidak hanya dengan satu mitra.

Sementara Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bantul Drs. Sulistyanto ,M.Pd, dalam paparannya mngatakan bahwa di era industri ini pelaku UKM harus bisa menyerap teknologi untuk meningkatkan pemasaran, sehingga akan meningkatkan omset serta kebutuhan akan tenaga kerja.

Sulistyanto mengungkapkan bahwa saat ini industri kreatif sudah menjadi pilar perekonomian Indonesia. Terbukti di Bantul ini saja sebanyak 330 ribu tenaga kerja bisa terserap pada UKM tersebut. UKM merupakan usaha yang sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mengatasi pengangguran.

Menurut survey ekonomi, di Bantul ini terdapat beberapa sektor usaha yang mengalami perkembangan cukup bagus diantaranya sektor usaha olahan perkembang sekitar 35 %, sektor kuliner sekitar 11 % dan paling tinggi pada sektor kerajinan dan kriya.

Salah satu contohnya industri tembaga dalam bentuk samir tanda kelulusan yang diakalungkan untuk wisuda anak sekolah dari jenjeng PAUD,hingga perguruan tinggi, perajin kuwalahan melayani pesanan. "Usaha semacam ini menjadi peluang bagi perajin Bantul hususnya," kata Sulis.

(Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :