Dalam isi kotbahnya Johansyah menguraikan Hari Raya Idul Adha 1428 H juga disebut denmgan Hari Raya Qurban yang mana hari itu untuk memperingati perjalanan Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan dan diuji ketaatannya oleh Alloh SWT untuk menyembelih atau mengorbankan putranya Nabi Ismail AS, sebagaimana yang tertulis dalam Al Quran Surat Shoffat : 102. Dalam ayat tersebut walaupun sudah jelas perintah namun Nabi Ibrahim masih meminta pendapat dari anaknya. Hal itu mengajarkankan kepada kita akan arti sebuah kebijaksanaan, walaupun seorang pemimpin dalam hal ini keluarga namun Nabi Ibrahim tidak semena-mena namun masih meminta pendapat putranya, bukan terus menggunakan otoritasnya untuk melaksanakan. Itulah gambaran seorang Nabi yang bijak dalam menjalankan kepemimpinan, sehngga kita perlu meneladani sifat kepemimpinannya. Pengorbanan adalah keputusan yang sulit untuk memberikan segala-galanya demi meraih keridloan dari Tuhan Yang Maha Mengetahui sekaligus sebuah ketaatan dan kesabaran dalam menghadapi kenyataan yang penuh tantangan dan muatan resiko untuk memenuhi panggilann-Nya. Kurban sebuah bentuk kerelaan dan keikhlasan kita terhadap sesuatu yang kita cintai baik itu harta benda ataupun nyawa untuk kita iklaskan sebagai bentuk ketaatan kita kepada Alloh. Sesungguhnya apa yang kita kurbankan tidak akan sia-sia sepanjang itu perintah dan dilandasi iman, takwa dan keiklasan semata-mata mengharapkan Ridlo Alloh.
Lebih lanjut dikatakan dalam uraian Idul Adha yang dalam kesempatan tersebut juga dihadiri mantan Ketua DPRD Bantul Agus Wiyarto, SE. Kurban merupakan rangkaian dengan ibadah haji yang diwajibkan bagi umat Islam yang mampu baik fisik maupun materi. Dalam beribadah haji semua pakaian sama dengan kain yang hanya di balutkan pada tubuh tanpa dijahit dan barwarna putih ini menyiratkan kepada kita bahwa pangkat, derajat dan kekayaan dihadapan Tuhan tidak ada artinya hanya ketaatan yang dibutuhkan. Kurban juga mengandung dua sisi penting yang dapat kita petik hikmahnya pertama dengan kurban yang dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, kita dididik untuk membagi kesenangan dan kenikmatan yang diberikan tuhan kepada kita berupa makanan kepada orang lain yang kurang beruntung. Yang kedua kita diajarkan dengan berkurban yang berarti menyembelih atau membunuh hewan yang berarti membunuh nafsu kehewanan kita yang menantiasa ingin berlaku semena-mena mau menangnya sendiri.
Dalam perayaan Idul Adha di Masjid Agung tersebut takmir masjid mampu menghimpun dana infak dari para jamaah sebesar Rp, 6.480.000,- (Enam Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) yang rencananya akan digunanakan untuk kemakmuran masjid. (adm)