Simantap Sejagat, inovasi salah satu perawat Puskesmas Kasihan 2 Kabupaten Bantul berhasil meraih penghargaan Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2023 dari Kementerian PANRB. Penghargaan ini diberikan atas capaian kinerja luar biasa dari Simantap Sejagat yang merupakan akronim Sistem Manajemen Terpadu Kesehatan Jiwa Jaga Masyarakat.
“Pada tahun 2021, inovasi Gelimasjiwo (Gerakan Peduli Masyarakat Kesehatan Jiwa) masuk top 45 inovasi skala nasional. Lalu oleh Ibu Siti dan teman-teman di Puskesmas Kasihan 2, inovasi ini ditransformasi menjadi Simantap Sejagat. Harapannya tentu agar Kabupaten Bantul memiliki sistem penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang lebih tertata, sistematik, sesuai standar prosedur yang telah ditetapkan,” papar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, di hadapan awak media, Senin (4/12/2023).
Gelimasjiwo, sebelumnya telah direplikasi oleh 14 Puskesmas dari 27 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bantul. Ketika inovasi ini ditingkatkan menjadi Simantap Sejagat, ranah penanganan ODGJ tak hanya menjadi urusan puskesmas, namun naik ke tingkat Kabupaten.
“Penanganan ODGJ itu tidak bisa kalau hanya dikerjakan oleh Dinas Kesehatan. Sinergi dari berbagai pihak butuh sekali masuk ke ranah ini. Misal ada ODGJ yang membawa sajam (sajam), tentu puskesmas butuh bantuan linmas atau bahkan polsek hingga koramil. Dan penyembuhan ODGJ ini jauh lebih rumit daripada menyembuhkan fisik. Karena dalam promosi kesehatan yang kami lakukan, tidak hanya menyembuhkan pasien, tapi juga menyembuhkan stigma negatif masyarakat terhadap ODGJ,” imbuh Halim.
Sri Mulyani, penggagas Simantap Sejagat, mengamini bahwa stigma ODGJ di masyarakat harus ditekan sedemikian rupa. Sebab, sikap lingkungan sekitar terhadap ODGJ sangat berpengaruh pada proses pemulihan ODGJ itu sendiri.
“Tugas besar kita semua tentu saja selain membuat ODGJ pulih, juga menghapus stigma masyarakat bahwa ODGJ itu tidak bisa apa-apa, tidak berdaya. Jangan sampai ODGJ dapat perlakuan buruk terus menerus. Mereka bisa pulih kok. Banyak di tempat kami yang akhirnya ODGJ ini pulih, dapat beraktivitas kembali di tengah masyarakat. Bahkan ada yang menikah dan bekerja,” tutur Siti.
Siti menambahkan, Simantap Sejagat tak hanya melatih para kader untuk dapat mengidentifikasi dan memetakan ODGJ tiap wilayah, tapi hingga proses pasca rehabilitasi. Lewat Simantap Sejagat, ODGJ yang telah melewati proses rehabilitasi akan diberi bekal kemampuan sesuai minat dan bakat agar dapat berbaur di masyarakat. Selain itu, dengan jargon Pemberdayaan Untuk Orang Yang Tidak Berdaya, Simantap Sejagat terus berupaya agar penanganan ODGJ dapat diakses dengan mudah, dekat, dan murah. (Els)