Saat ini, seluruh daerah di Indonesia tengah bekerja keras untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan upaya menekan angka inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Demikian pula yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pemerintah Kabupaten Sleman. Sebagai dua wilayah yang saling berbatasan dalam aglomerasi Daerah Istimewa Yogyakarta, kedua kabupaten ini saling bersinergi untuk mewujudkan ekonomi yang stabil.
“Inflasi dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang rendah dan stabil dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan inflasi yang tinggi dapat melambatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga dengan inflasi yang terjaga maka pembangunan ekonomi dapat berjalan secara optimal,” tutur Pjs. Bupati Bantul, Adi Bayu Kristanto, dalam acara penandatangan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Pemerintah Kabupaten Sleman di Pendopo Parasamya Sleman, Jumat (15/11/2024).
Bak gayung bersambut, Kusno Wibowo yang saat ini menjabat sebagai Pjs. Bupati Sleman, berharap kerja sama ini semakin memperkokoh kolaborasi dalam mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Seperti pemenuhan bahan baku antar wilayah, misalnya.
“Selama ini business to business atau B2B antara Bantul dan Sleman sudah berjalan. Contohnya Gapoktan Sido Mulyo di Godean yang memasok beras ke Pasar Bantul atau ke Mirota Group di Bantul. Maka kali ini kita tingkatkan lagi bentuk kolaborasinya,” ujar Kusno.
Pihak Pemerintah Kabupaten Bantul pun mengamini hal tersebut. Salah satu bentuk kerja sama yang dibicarakan antara lain peningkatan kapasitas petani untuk pengelolaan teknologi hilirisasi komoditas pertanian seperti cabai. Kabupaten Bantul merupakan produsen cabai rawit, cabai kering, dan cabai besar. Untuk memperkuat jaringan dan daya saing pasar, perlu dilakukan kerja sama pemasaran dengan sistem lelang yang terintegrasi dengan kabupaten lain di DIY maupun di luar DIY.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Bantul mendorong pembentukan pasar lelang hortikultura di Kapanewon Piyungan. Harapannya, tata niaga hortikultura menjadi lebih baik dan minat tanam petani menjadi lebih tinggi karena sudah ada tempat untuk memasarkan hasil pertanian. Selain itu, harga produk hortikultura juga lebih stabil.
Terkait hal tersebut, pengurus pasar lelang Piyungan telah mengikuti pelatihan di Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman yang telah memiliki aplikasi diPanen.id. Dengan mengikuti pelatihan ini, pengurus diharapkan mendapatkan ilmu dan konsep dalam pengelolaan pasar lelang sehingga sukses dalam menjalankan fungsi pasar lelang. (Els)