Kecap Tanpa Pengawet dan MSG, Lebih Higienis dan Semakin Banyak Peminat

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan yang sehat, maka saat ini makanan yang tanpa bahan tambahan seperti bahan pengawet, MSG dan sebagainya semakin diminati. Karena menurut banyak pakar kesehatan tambahan makanan tersebut dalam jangka panjang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, darah tinggi, bisul dan yang lain serta kerusakan organ tubuh yang dapat menurunkan stamina serta memerlukan perawatan yang sangat mahal.

Namun hingga saat ini masih sedikit perusahaan sekala kecil, besar apalagi perusahaan besar yang mau memproduksi makanan tanpa bahan tambahan tersebut, karena produksinya tidak tahan bertahun-tahun. Dengan fenomena tersebut ditangkap Dwi Ana (40) sebagai peluang yang cukup menjanjikan, maka ia mulai mencoba memproduksi kecap tanpa bahan tambahan makanan. Dengan bermodalkan sebesar Rp.200 ribu kami mencoba membuat kecap yang kami kemas dalam botol ukuran 300 miligram dan kami tawarkan ke hotel, catering dan rumah makan di Jogja dan Bantul. Dengan kecap yang lebih kental dan lebih terasa pas di lidah, maka pelanggan semakin bertambah dan permintaan pasar meningkat. terang Ana saat di wawancarai di rumah tempat produksi, Mantup Banguntapan, Jumat (12/11).

Dari tahun 2004 lulusan Fakultas Pertanian UGM ini mencoba mempraktekkan sebagaian ilmu yang didapat dari bangku kuliah serta hasil penelitian di laboratorium fakultas tempat menuntut ilmu. Ia menggandeng dua teman akrabnya saat kuliah untuk mendirikan perusahaan kecap dengan nama CV Tiga Mitra Mulya. Dengan dibantu lima tenaga kerja, saat ini setiap bulannya rata-rata produksi dapat kecap sebanyak 1 ton, menghabiskan bahan baku berupa kedelai hitam sebanyak 200 kg dan gula jawa 200 kg.

Dengan adanya bencana gunung merapi, kata Ana produksinya tidak terpengaruh, bahkan ada sebagian hotel langganannya menambah jumlah permintaan karena menjadi pusat dapur umum bagi para pengungsi. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :