Briket Janggel Jagung, Pemanfaatan Limbah dari Desa Sidomulyo

Ternyata limbah bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Edy Gunardi dari dusun Plebengan Sidomulyo Bambanglipuro Bantul yang memanfaatkan limbah kacang dan janggel jagung sebagai bahan briket. Nyala briket juga tak kalah jauh dengan briket dari batu bara. Selain itu harganya lebih murah yakni dijual Rp. 2500/kg.

Harga briket dari janggel jagung dan kacang ini lebih murah dibandingkan batu bara, sekaligus aromanya tidak menimbulkan sesak nafas, kata Edy Gunarto (36) saat acara Dinamika Pembangunan Desa, Selasa (30/11). Selain itu nyala briket buatannya juga lama dan tidak perlu dikipasi lagi.

Ide pembuatan briket ini dimulai tahun 2007 saat melihat banyaknya limbah janggel jagung dan kulit kacang yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Mulanya berawal dari pelatihan pembuatan arang yang didukung pihak desa dan kecamatan. Sehingga dilanjutkan dengan pembuatan briket. Saat ini pasaran briket baru terserap di sektor industri rumah tangga dan katering, terbanyak dari Yogya dan Solo, kata Edy yang pernah memenangkan Juara I kategori kerajinan, Citi Microentrepreneurship Award (CMA) 2008 Fak Ekonomi UI.

Sementara itu proses pembuatan briket dimulai dari pengumpulan sampah organik dan diproses jadi arang dengan dibakar selama 2 jam di drum. Selanjutnya arang didinginkan dan dihancurkan menjadi serbuk. Selanjutnya dicampur dengan perekat dengan perbandingan 1: 10 dan kemudian dipress serta dicetak. Setiap hari kami bisa menghasilkan 100 kg briket, kata Edy. Biasanya juga dibuat tungku khusus untuk pembakaran briket ini. Briket ini bisa menyala efektif selama 1-1,5 jam per kilo.

Kendala pembuatan briket adalah musim hujan yang membuat proses pengeringan menjadi susah sehingga produksi jadi terhambat. Untuk bahan baku tidak mengalami kendala berarti karena cukup banyak tersedia dengan harga janggel Rp.200/kg. Sedangkan kulit kacang didapatkan dari pengolahan kacang sendiri.

Edy Gunarto mengharapkan agar usahanya bisa berkembang lebih maju dan bisa menampung banyak tenaga kerja masyarakat. Selain itu diharapkan agar bisa mengganti alatnya dengan alat yang modern sehingga bisa lebih cepat dan kuantitasnya bertambah. (nurcholis)

Berbagi:

Pos Terbaru :