Wamen Perdagangan RI menegaskan hal tersebut Senin ( 24/9 ) siang didepan Kelomtan ( Kelompok Tani ) Murakabi Bulak Kutu Bambanglipuro Bantul, saat mengadakan kunjungan kerja audiensi dengan petani tersebut. Selain para petani, kunjungan Wamen Perdagangan tersebut juga diterima Wabup Drs H Soemarno PRS, staf ahli bupati Bantul Drs Partogi, Asek II DR Suyoto HS Msi MMA,dan Kadinas/instansi terkait tingkat Propinsi DIY dan tingkat Kabupaten Bantul.
Ikut mendampingi kunjungan Wamen ke Bantul tersebut, Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi serta Direktur Budidaya Aneka Kacang Kementerian Perdagangan RI masing-masing Jamil Musanif serta Maman Suherman. Sebelum dialog dengan petani Kelomtan Murakabi di bulak Kutu Bambanglipuro,Wamen meninjau langsung kondisi tanaman kedele hitam di lahan persawahan bulak Bregan Bambanglipuro seluas 4.500 meter persegi yang juga menggunakan pupuk organik. Tanaman kedele hitam varietas Malika tersebut merupakan program pemberdayaan petani dalam pengembangan kedele hitam kerjasama dengan PT Unilever Indonesia Tbk-UGM Yogyakarta.
Kwalitas produk kedele hitam asal Kabupaten DIY, menurut Wamen Perdagangan RI, kenyataannya menunjukkan memang makin baik.Bahkan kini terbaik di dunia, tegas Wamen Perdagangan sambil menambahkan bahwa banyak produsen kecap yang mengandalkan produk kedele hitam asal Bantul untuk bahan bakunya.
Wabup Bantul Drs H Soemarno PRS melaporkan bahwa sasaran luas panen kedele di Kabupaten Bantul tahun 2012 2.453 hektar, dengan produktivitas 14,54 kwintal perhektarnya, dan produksi 3.567 ton. Luas tanam dan produksi kedelai di Bantul dalam kurun waktu 3 tahun ini,menurut Wabup mengalami penurunan.Hal ini disebabkan karena adanya perubahan iklim yang menyebabkan bulan basah lebih panjang dari bulan kering, demikian Wabup Bantul. (sus)