Semarak Lestarikan Budaya Jawa Melalui Seni Karawitan di Kabupaten Bantul

Diskominfo - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bantul menggelar lomba karawitan guru dan siswa SD se-Kabupaten Bantul, pada tanggal 6-7 September di Pendopo Parasamya Bantul. Kegiatan yang dimulai pada pagi ini mengambil tema "Implementasi Pembelajaraan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-Hak Anak di Sekolah".

Tujuan diselenggarakannya acara ini untuk melestarikan dan memperkuat cinta terhadap tanah air, memperkuat eksistensi kearifan lokal serta memberikan pembinaan etika dan estetika pada guru dan siswa SD/MI di Kabupaten Bantul.

Bupati Bantul dalam sambutannya yang diwakili oleh Drs. Totok Sudarto, M.Pd selaku Asisten Sumber Daya dan Kesejahteraan Rakyat mengatakan, salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. Dengan adanya desentralisasi itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal atau kearifan lokal. Arus globalisasi dan modernisasi tentunya, mempunyai dampak yang dapat mengakibatkan terkikisnya rasa kencintaan terhadap kebudayaan lokal. Sehingga kebudayaan lokal yang merupakan warisan leluhur akan terinjak-injak oleh budaya asing, tereliminasi di rumahnya sendiri dan terlupakan oleh para pewarisnya. Siswa cederung lebih bangga dengan karya-karya asing dan gaya hidup yang kebarat-baratan dibandingkan dengan kebudayaan lokal di daerah kita sendiri. Slogan "Aku Cinta Produk Lokal, Aku Cinta Budaya Indonesia" harus dibarengi dengan tindakan nyata yang mendukung pernyataan tersebut.

Melalui lomba ini tentunya akan dapat menjadi wahana berkreasi bagi para siswa dan guru dalam bidang seni budaya, termasuk menumbuhkan minat dan bakat para siswa dan guru pada seni macapat, sesorah dan karawitan. "Kegiatan ini diharapkan mampu mengenalkan kepada anak-anak didik kita agar tidak asing dengan daerahnya sendiri dan paham tentang potensi dan nilai-nilai serta budaya daerahnya. Karena itu eksplorasi terhadap kekayaan luhur budaya bangsa sangat perlu untuk kita lakukan", ujarnya.

Lomba Sesorah siswa dan guru berjumlah 17 peserta siswa dan 17 peserta guru yang bertempat di Gedung Pengawas Dinas Dikpora Bantul pada tanggal 8-9 September 2017, Lomba Moncopat siswa dan guru berjumlah 17 peserta siswa dan 17 peserta guru bertempat di Gedung Pertemuan Pemda II tanggal 8-9 September 2017 serta Lomba Memanah Tradisional Siswa berjumlah 17 siswa putra dan 17 siswa putri yang bertempat di Sanggar Panahan, Srandakan pada tanggal 9 September 2017. (ang)

Berbagi:

Pos Terbaru :