Demikian ungkap Direktur Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Syarif Wijaya, membuka sambutannya dalam Kunjungan Kerja di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Depok Bantul, Minggu (10/12)
"Jogja lebih dulu maju ketimbang KKP, karena Jogja sudah menetapkan satu visi yang luar biasa yakni telah mengalihkan perhatian dari dunia kontinental menjadi dunia maritim melalui visi Gubernur DIY Among Tani Dagang Layar, " ucap Syarif.
Lebih lanjut dia mengatakan, KKP melihat suatu pemandangan yang menakjubkan, kurang lebih 30 tahun sepanjang jalan yang menuju ke Parangtritis dan Depok, rumah para nelayan sudah tembok dan bagus-bagus jauh lebih maju dibanding daerah nelayan lainnya.
"Kita semua wajib berterima kasih kepada para nelayan, tanpanya kita tidak mungkin makan ikan laut, menurut data statistik orang Indonesia makan ikan 43 kg/tahun bila dikalikan 240 juta penduduk Indonesia hampir 12,5 juta ton ikan jauh sekali dibanding konsunsi daging sapi yang hanya 2 kg/tahun," ungkapnya.
Di sisi yang lain Syarif menyatakan, Pantai Depok termasuk tempat pendaratan kapal ikan modern karena ada nelayan, ada perahunya, ada pasar ikannya dan juga ada wisatanya. " Dan yang membanggakan kawasan Depok ini ada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang perikanan dan wisata," tambahnya.
Menutup sambutannya ia mengusulkan kepada segenap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dilingkup Pemda DIY untuk menyiapkan layout atau tata letak kawasan pantai yang baik, misalkan pemisahan ruang untuk pasar ikan, pasar souvenir, restoran harus ditata lebih baik sehingga pengunjung lebih nyaman lagi. "Kebersihan kawasan dan higienis produk olahan ikan harus terjaga dari kontaminasi zat beracun dan penyimpanan yang sesuai standar internasional," ujarnya.
"KKP mendorong dan memberikan segenap nelayan untuk hidup lebih baik, bantuan pemodalan, premi asuransi dan klaim asuransi akan kami berikan dengan menggandeng Bank Layanan Umum," tambahnya.
Untuk ketenangan dalam mencari ikan, kini para nelayan banyak yang mengikuti asuransi di mana bila si nelayan meninggal dunia di laut mendapat klaim asuransi sebesar dua ratus juta rupiah, meninggal biasa sejumlah 160 juta, cacat tetap 100 juta dan sakit 20 juta rupiah.
Sementara Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Riyadi Ida Bagus Salyo Subali mewakili Gubernur DIY dalam kata sambutannya mengatakan selamat datang dan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan kepada nelayan pesisir selatan DIY.
"Kami atas nama Pemda DIY menyambut baik segenap upaya KKP dan Komisi IV DPR RI yang memberikan support baik moril dan materil untuk kesejahteraan para nelayan DIY, semoga bantuan ini dapat meningkatkan produktifitas nelayan," harapnya.
Titiek Soeharto dari Komisi IV DPR RI yang merupakan mitra KKP menjelaskan segala upaya dan kerja kerasnya memperjuangkan nasib para nelayan. "Pengawalan anggaran untuk pembangunan perikanan dan produk perundang-undangan yang melindungi nasib nelayan, telah berhasil kami laksanakan. Semoga para nelayan nantinya dapat meningkat kualitas hidupnya," kata Titiek. (rch)