Terkait dengan Hari Asi Dunia Dinas Kesehatan menyelenggarakan Acara Ibu Menyusui dari tanggal 1-7 Agustus 2018 dengan tema "ASI Pondasi Kehidupan", mensosialisasikan tentang pentingnya ASI terhadap generasi bangsa kedepan dengan tujuan menggalakan pemberian ASI dalam 1.000 hari kehidupan pertama, termasuk ASI eksklusif didalamnya, agar generasi Bantul menjadi cerdas, sehat dan sejahtera, memiliki daya saing di kancah dunia.
Dal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dr. Maya Sintowati Panji M. Kes saat membuka acara Peringatan Hari ASI Dunia di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bantul, Selasa (7/8).
Acara ini, tambah dr Maya, mengandung arti yang luas, yaitu dalam rangka mewujudkan misi Bupati Bantul yaitu mewujudkan Bantul yang sehat, cerdas dan sejahtera.
Pada acara tersebut, dihimbau kepada semua OPD untuk menyediakan ruang laktasi yaitu ruang khusus untuk memerah ASI agar tidak terbuang sis-sia. Karena ASI sangat dibutuhkan balita pada 1.000 hari pertama yang sangat berkualitas dan tidak ada tandinganya.
Juga akan dilaksanakan Rakerkesmas 2018 yang salah satunya akan membahas masalah stunting pada balita, karena saat ini di Indonesia masih banyak kasus stunting karena kekurangan gizi yang cukup parah dan mengakibatkan rawan terhadap berbagai macam penyakit.
Untuk mensukseskan program pemberian ASI, telah ada Peraturan Bupati Bantul No. 83 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif. Karena ASI Eksklusif merupahan hak dasar Bayi untuk mendapatkannya dan merupakan kewajiban ibu bayi.
Nara sumber yang dihadirkan panitia diantaranya dr. Ahmad Khudlori dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, dr. Lusia Sri Rejeki dari Dinas Kesehatan Bantul, dr. Sari dari Asosiasi Tobako Yogyakarta serta dari Dinas Nakertrans Bantul.
Dalam paparannya dr Ahmad Khudlori menyampaikan tema Peran Pemerintah Daerah, Suasta dan Masyarakat Dalam Mensukseskan Program ASI serta implementasi Perda ASI di Kabupaten Klaten.
Dr Ahmad mengatakan bahwa ada beberapa persoalan yang melatar belakangi hal tersebut, diantaranya Klaten merupakan daerah rawan bencana, terdapat pabrik susu formula terbesar di Asia yang promosainya sangat gencar lewat petugas kesehatan seperti bidan. Mereka sepakat menyediakan susu formula untuk bayi yang baru lahir di kliniknya sehingga banyak bayi dan balita sudah ketergantungan terhadap susu formula tersebut.
Pada suatu waktu ada beberapa balita yang banyak mengkonsumsi susu tersebut mengalami gangguan kesehatan hingga tingkat parah.
Dari beberapa hal yang melatar belangi tersebut Pemerintah bertekad melindungi para balita dengan menyusun sebuah Perda tentang IMD dan ASI Ekasklusif, yaitu Perda No. 7 tahun 2008.
Sasaran Perda diantaranya tempat pelayanan kesehatan, RS. Puskesmas, rumah bersalin dan balai pengobatan, tenaga kesehatan, tempat-tempat umum seperti mall, toko swalayan, terminal, stasiun, perkantoran pemerintah dan suasta.
"Hal ini merupakan upaya untuk menciptakan kondisi tidak adanya DEMAN terhadap susu formula," terangnya.
Sementara dr. Lusia Sri Rejeki dalam paparannya menyampaikan tema ASI Eksklusif dan, Inisiasi Menyusu Dini. ASI merupakan langkah awal membentuk anak. Keuntungan menyusui eksklusif diantaranya merupakan nutrisi yang optimal dan berkualitas, meningkatkan kesehatan bayi, meningkatkan kecerdasan atau IQ dan EQ, meningkatkan jalinan kasih sayang serta komposisi ASI disesuaikan kebutuhan bayi. "Anak manusia cocok dengan ASI, anak sapi cocok dengan susu sapi," jelas dr. Lusia.