Guna memberikan wawasan dan gambaran kepada seluruh stakeholder, bagaimana penerapan teknologi informasi sebagai media untuk solusi beberapa permasalahan dari sektor pertanian, pada hari Senin (28/10) Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menggelar Workshop Implementasi Teknologi Informasi (TI) di Hotel Dafam Rohan Yogyakarta.
Workshop menghadirkan tiga narasumber yakni : Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Drs. H. Helmi Jamharis, M.M., Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan PMK Kementerian Kominfo Niki Maradona, S.Kom dan Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., P.Hd. dari UGM.
Menurut Kepala Bidang E-Goverment dan Persandian Kawuniningrum, ST, M.Cs dalam laporannya mengatakan, Kabupaten Bantul kini terpilih sebagai salah satu daerah yang memperoleh pendampingan program Gerakan 100 Smart City dari Kementrian Komunikasi dan Informatika dan telah meyelesaikan dokumen Masterplan Smart City Kabupaten Bantul yang berperan vital sebagai landasan materi dan panduan pembangunan konsep kabupaten/kota masa kini dan masa depan.
Masterplan ini, lanjut dia berperan besar dalam membantu pemerintah menetapkan kebijakan, regulasi, dan arah serta prioritas pembangunan kabupaten/kota.
"Melaksanakan pembangunan dengan menerapkan pendekatan Smart City saat ini bukan lagi pilihan, melainkan sudah menjadi kebutuhan, khususnya bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mengoptimalkan potensi yang ada, " katanya.
Sekda Bantul Helmi Jamharis, berkaca pada definisi Smart City, dimana suatu wilayah dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mengelola wilayahnya secara cerdas dan efisien maka Kabupaten Bantul berencana untuk melakukan optimalisasi potensi sektor pertanian (agriculture) untuk mendukung implementasi Bantul Smart City.
Kabupaten Bantul memiliki potensi produksi komoditas pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura yang besar dan beragam. Komoditas tanaman pangan meliputi padi, jagung, kedelai, kacang-kacangan dan ubi-ubian. Komoditas hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias. Beberapa komoditas hortikultura sayuran seperti bawang merah dan cabe termasuk komoditas yag bernilai ekonomi yang tinggi.
Demikian pula tanaman buah-buahan seperti durian, pisang dan klengkeng memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Luas tanam bawang merah di Kabupaten Bantul mencapai 480 hektar pada tahun 2019 yang dijumpai di sentra produksi di kecamatan Sanden, Kretek dan Imogiri. "Adapun produktivitas rata-rata bawang merah di Kabupaten Bantul mencapai 9,61 ton/ha, " terangnya.
Untuk mencapai produksi, produktivitas dan mutu hasil yang diinginkan, kata Lukito dari UGM, lahan pertanian dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain perubahan iklim/cuaca, perbenihan, degradasi lahan dan dan serangan hama penyakit. Kondisi ideal iklim mikro tanaman, kesuburan tanah dan informasi hama penyakit tanaman sangat menentukan tingkat kuantitas produksi dan mutu produk.
" Dengan memanfaatkan teknologi informasi, seberapa besar kelembaban, suhu, air dan kandungan hara dan informasi tingkat serangan hama penyakit adalah faktor-faktor utama yang harus dimonitor/disensor. Alat sensor yang terintegrasi dengan sistem real time tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman secara terukur, " ucap Lukito.
Sementara Niki dari Kominfo menjabarkan pentingnya merubah budaya dari pucuk pimpinan terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk pelayanan publik tak terkecuali di sektor pertanian.
"Pembangunan aplikasi diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ditemui di lapangan, untuk itu perlunya sinergitas antar OPD dan masyarakat pengguna, " ucapnya.