Rosululloh SAW cukup sebagai contoh kebaikan bagi umat manusia. Hal tersebut telah disebutkan oleh Alloh SWT dalam Al Qur’an yang artinya kurang lebih ‘Tidaklah aku diutus ke muka bumi ini, hanya untuk menyempurnakan akhlak’.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Muhammadiyyah Indonesia Profesor DR. Haedar Nashir, M Si. saat menyampaikan tausiyahnya pada acara Pengajian bagi ka yawan karyawatri di lingkungan Pemda. Bantul, anggota TNI, POLRI, BUMD, BUMN dengan tema ‘Membangun Karakter dalam Berbangsa dan Bernegara’, Selasa (4/2) di Masjid Agung Bantul.
Sebuah Karakter, kata Pak Haedar Nashir, dibangun melalui proses panjang, lewat pembudayaan, seperti karakter pemaaf, penyantun. Begitu pula sebaliknya, karakter yang negatif seperti pemarah, pendendam yang merupakan karakter yang sangat merugikan baik bagi dirinya dan lingkungannya.
Menurut penelitian seorang Psyikholog Mochtar Lubis , dalam bukunya yang ditulis pada tahun 1977 menyebutkan bahwa, orang Indonesia mempunyai enam (6) sifat diantaranya, sifat hipokrit (munafik), enggan bertanggungjawab, feodal, percaya takhayul, punja jiwa artistik tetapi mengarah ke hal-hal bersifat pornografi, permisif terhadap penyimpangan.
Sedangkan menurut Kuncoroningrat, terang Ustadz Haedar, ada lima (5) karakter pula orang Indonesia diantaranya , meremehlan kualitas, suka mengambil jalan pintas, kurang percaya diri, tidak berdisiplin murni, dan tidak bertanggungjawab.
Menurut Ustadz Haedar, bermacam karakter kurang baik tersebut tentu ada banyak hal yang melatar belakangi, seperti terlalu lama dijajah bangsa asing dan lainnya. Namun Bangsa Indonesia sejak jaman dahulu mempunyai kelebihan sifat mulia yaitu budaya ramah dan budaya gotong royong yang diterapkan dalam kebersamaan untuk bersatu dalam mempertahankan Kebhinekaan.
Selain itu, tambah Ustadz Haedar nilai-nilai luhur yang dipunyai bangsa Indonesia yang utama ada tiga (3) diantaranya agama sebagai fundamental,kKebudayaan luhur bangsa dan Pancasila sebagai ideologi berbangsa yang selalu kita praktekan. Ada pesan penting dari Ketua PP Muhannaddiyyah tersebut yaitu ‘Selalulah mendekat kepada Alloh SWT dan selalu berbuatlah kebaikan kepada sesama insan’.
Ustadz Haedar berpesan pula kepada Pemerintah Kabupaten Bantul, dengan selalu menyebar kesejahteraan dan kemakmuran di masyarakat, hal tersebut tentu akan menjadikan Bantul semakin maju dan makmur.
Pada kesempatan tersebut Bupati Bantul Drs. H. Suharsono didampingi ketua BASNAS Drs. KH. Damanhuri, Ketua PDM Bantul Drs. Sahari, M Si mentasarufkan dana dari Badan Amal Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bantul triwulan I kepada lima kelompok penerima diantaranya untuk Bantul Sejahtera sebesar Rp. 664.000.000, Bantul Cerdas sebesar Rp. 83.000.000, Bantul Sehat sebesar Rp. 4.000.000, untuk Bantul Taqwa sebesar Rp. 3.250.000,- , untuk Bantul Peduli sebesar Rp. 93.000.000. Sedangkan untuk bulan Februari BAZNAS akan menyantuni pula 500 santri/murid TPA berupa seragam sebesar Rp. 100.000.000,-.
Untuk infak pada pengajian tersebut terkumpul dana sebesar Rp. 2.584.000,-.