Sebagai Bentuk Penyucian Diri, Melasti Tetap Dilaksanakan di Tengah Pandemi

Sebagai salah satu rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi  tahun Saka 1943, umat Hindu melaksanakan Upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Bantul. Upacara  Melasti pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karna diadakan pada saat Pandemi Covid 19, sehingga dilaksanakan dengan terbatas (11/02).

Dalam Pelaksanaan Upacara Melasti ini hanya dihadiri oleh pengurus sebanyak 61 orang dari 100 peserta terdaftar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sebelum memasuki area peribadatan, peserta yang datang terlebih dahulu harus dilakukan cek suhu tubuh dan menggunakan handsanitizer serta wajib menggunakan masker dan menjaga jarak dengan umat lain.  

Ketua PHDI DIY, Drs. I Nyoman Warta, M.Hum  dalam sambutannya mengatakan dalam kegiatan ini selain untuk mensucikan alam semesta, juga untuk  memohon kepada Sang Pencipta semoga wabah ini cepat berlalu. Selanjutnya Nyoman juga menghimbau agar masyarakat ikut mensukseskan program vaksinasi dari Pemerintah.

“Semoga wabah ini cepat berlalu, supaya aktivitas kehidupan bisa terlaksana sebagaimana mestinya, untuk itu bapak ibu yang belum divaksin jika ada pendaftaran vaksin silahkan datang dan ikut, jangan takut. saya sudah dua kali divaksin, astungkare sehat.” Ujar Nyoman.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul,  Nugroho Eko Setyanto, S.Sos, MM,  mewakili Bupati Bantul mengucapkan Selamat Kepada Umat Hindu atas terselenggaranya Upacara Melasti dalam rangka Perayaan Hari Nyepi. Nugroho berharap Perayaan Melasti  yang sederhana pada tahun ini, tidak mengurangi khidmat acara ini.

“Pandemi saat ini masih belum berakhir, sehingga membatasi seluruh penyelenggaraan acara termasuk Upacara Melasti pada hari ini. Meskipun begitu saya berharap Perayaan Melasti  yang sederhana pada tahun ini, tidak mengurangi khidmat acara ini. Hal ini perlu kita maklumi bersama karena ini merupakan upaya penyebaran Covid 19,” ujar Nugroho.

Rangakain acara ritual Upacara Melasti ini terdiri dari Jero Gede Dwija Triman, Jero Gede Djiwa Achir, dan diakhiri Murti Adiwiyana.

Berbagi:

Pos Terbaru :